Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah mulai merampungkan perhitungan bisnis untuk proyek Light Rail Train [kereta ringan] Bandung Raya trase Tegalluar-Stasiun Bandung.
Sekda Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan saat ini proyek tersebut sudah menghasilkan data teknis untuk trase awal Tegalluar-Stasiun Bandung sepanjang 16,2 kilo meter.
Rencananya trase awal ini memiliki 4 stasiun yakni Tegalluar-Masjid Al Jabbar Gedebage-Laswi dan Stasiun Bandung.
“Investasinya mencapai Rp3,69 triliun memakai skema bisnis ke bisnis,” kata Iwa di Gedung Sate, Bandung, Senin (22/7/2019).
Menurut Iwa, trase awal ini diprediksi bisa mengangkut penumpang dalam sehari sebanyak 16.000 penumpang yang berasal dari penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung dan penumpang regular warga Bandung.
“Nantinya direncanakan di Stasiun Tegalluar ini terintegrasi dengan kereta cepat dan beberapa moda lainnya,” ujarnya.
Memiliki kecepatan 70 kilo meter/jam, kereta ringan ini menurutnya membutuhkan koordinasi lebih lanjut dengan sejumlah pihak.
Pihaknya mengaku meminta dinas teknis terkait guna mensinkronisasi masterplan LRT ini dengan jalan tol dalam kota dan jaringan tol Bandung Raya.
“Khususnya dengan Jasa Marga dan beberapa hal yang harus ditindaklanjuti,” paparnya
Moda ini juga direncanakan memiliki satu paket bundling tiket dengan kereta cepat Jakarta-Bandung. Selain itu ada beberapa lintasan sebidang milik PT Kereta Api Indonesia di Bandung yang harus direyakasa teknis.
“FS-nya sekarang tengah disusun oleh LAPI ITB. Harapan kita Tegalluar-Stasiun Bandung selesai Mei 2021 atau satu bulan sebelum kereta cepat beroperasi,” tuturnya.
Trase awal ini menurutnya akan dipercayakan pada konsorsium bentukan PT KAI, Wika Realty, dan PT Jabar Moda Transportasi. Pihaknya menyerahkan pada masing-masing pihak untuk segera memproses pembentukan konsorsium.
“Karena pilihannya B to B itu diluar ranah kita, informasinya tinggal menunggu financial business case. Biarkan mereka berkoordinasi,” katanya.