Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemkot Bandung Siap Kelola Bantuan Bank Dunia Untuk Benahi Citarum

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. Bisnis.com/ Dea Andriayawan
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. Bisnis.com/ Dea Andriayawan
 
 
Bisnis.com, BANDUNG — Pemerintah Kota Bandung (Pemkot) siap mengelola bantuan dari Bank Dunia terkait penanganan sampah.
 
Kesiapan ini sebagai dukungan Pemkot Bandung dalam menyambut program “improvement of solid waste management to support regional area and metropolitan cities” pada 2020 mendatang.
 
Program tersebut merupakan bagian dari upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mengatasi persoalan Sungai Citarum. 
 
Meski tidak dilewati sungai Citarum, tetapi Kota Bandung siap membersihkan sejumlah anak sungai yang bermuara ke Sungai Citarum.
 
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, bantuan tersebut tidak berupa kucuran dana, melainkan berupa barang. Selanjutnya Pemkot Bandung yang mengelolanya. Pemkot Bandung hanya menyiapkan 16 lahan untuk operasional program.
 
"Kota Bandung berkomitmen untuk menjalankan program ini. Kita sanggup dan menjamin kegiatan operasional," ujar Yana, Senin (24/6/2019).
 
Yana mengungkapkan, setiap hari Kota Bandung memproduksi sekitar 1.500 ton sampah. Dari jumlah tersebut, masih ada sampah yang harus diolah. 
 
Sehingga melalui program bantuan Bank Dunia tersebut, Pemkot Bandung akan berkonsentrasi menuntaskan sampah yang berpotensi mencemari sungai.
 
Sementara itu, Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan kota Bandung, Sopyan Hernadi menjelaskan, Kota Bandung akan membangun 16 titik pusat olah organik dan pusat olah daur ulang termasuk juga TPS 3R. 
 
Nantinya, sampah yang sebelumnya berpotensi mencemari sungai bisa diolah.
 
Sopyan menuturkan, 16 titik yang dipersiapkan Pemkot Bandung untuk pengelolaan sampah tersebut bukanlah membangun dari awal. Melainkan memanfaatkan tempat pengelolaan sampah yang sudah ada.
 
“Sebanyak 16 titik itu TPS. Kita optimalkan TPS itu, upgrading yang ada pengolahan sampah. Kalau dihitung 16 titik, biayanya sebesar Rp265 miliar," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper