Bisnis.com, BANDUNG - Industri kreatif yang mengubah model bisnis saat ini, harus dijalankan dengan cara universal agar dapat bertahan dan diterima oleh pasar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf di sela-sela pertemuan persiapan Konferensi Dunia tentang Ekonomi Kreatif (WCCE) hari kedua, Rabu (6/12), di Hotek InterContinental, Bandung.
Dirinya juga menambahkan bahwa agar bisa bertahan dalam persaingan global, bangsa Indonesia harus meniru apa yang dilakukan bangsa Korea yang memasarkan produknya bukan hanya berdasarkan identitas budaya tapi juga berdasarkan kualitas.
"Orang Korea membuat semacam game tapi tidak harus orang Korea sebagai tokoh dalam game tersebut, namun tokoh lain yang bisa diterima pasar. Kalau kita tidak harus Gatot Kaca, Abimanyu, tapi tokoh game lain universal yang bisa diterima pasar. Harus universal kalau kita ingin merebut pasar dunia," terang Triawan Munaf.
Menurutnya, sumber daya semakin menipis sehingga nilai tradisi dan budaya harus bisa memiliki nilai jual untuk menjadi modal dalam kehidupan ke depan. Walaupun, Indonesia mempunyai kakayaan tradisi dan budaya, tapi belum mengimplitasikan keekonomian dari budaya tersebut dan masih ketinggalan.
"Kita ingin apa yang dijalakan sekarang memberikan pemahaman ke dalam dan ke luar bahwa kita harus bergerak lebih cepat," tambahnya.
Triawan berharap WCCE yang digagas Bekraf dan rencananya diadakan di Bali tahun depan, dapat memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama dari sektor industri kreatif.