Bisnis.com, BANDUNG -- Bandung menjadi kota dengan persentase suap tertinggi dari hasil survei persepsi korupsi 2017 yang dirilis Transparancy International Indonesia (TII) baru-baru ini. Persentase suap tertinggi Kota Bandung sebesar 10,8% dari total biaya produksi.
Presentase nilai suap itu diperoleh dari rata-rata nominal suap yang dibayarkan kepada pelayan publik. Pihak yang dijadikan responden survei yakni antara 80-110 pengusaha dan pelaku usaha di kota Bandung. TII menggunakan data rujukan dari Direktori Sensus Ekonomi Nasional tahun 2016.
Namun, klaim muncul dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang menyebut jika indeks pemberantasan korupsi (IPK) Kota Bandung meningkat pesat dari tahun 2015 hingga 2017 yang mencapai 57,9 poin dari sebelumnya 39 poin.
"Bandung itu di zaman saya tingkat pemberantasan korupsi itu naik, naiknya 18 poin. Di 2015 nilai Kota Bandung 39, di 2017 survei yang terakhir nilainya hampir 58. Jadi program antikorupsinya salah satu yang tertinggi," kata pria yang kerap disapa Emil di Bandung, Jum'at (24/11).
Dengan naiknya nilai indeks ini menandakan bahwa kota yang dipimpinnya merupakan salah satu kota yang memiliki program antikorupsi tertinggi di Indonesia dibandingkan dengan kota lain yang mengalami penurunan.
"Kota lain malah turun. Maaf ya, Medan turun, Semarang turun, Surabaya juga. Bahwa hari ini (di Bandung) masih ada masalah iya saya akui seperti suap presentasenya masih tinggi tapi program pemberantasan korupsi membaik," kata dia.
Kendati demikian, Emil mengakui tingkat pemberantasan antikorupsi Kota Bandung masih tertinggal dari Pekanbaru yang mencapai 65 poin dari sebelumnya 42 poin.
Emil menerangkan, beberapa program antikorupsi yang diupayakan Pemkot Bandung salah satunya melalui penerapan e-Budgeting yang bisa memberantas korupsi anggaran. Lalu, aplikasi remunerasi kerja elektronik (E-RK) yang berfungsi memantau korupsi jam kerja.
"Jadi tolong diapresiasi bahwa peningkatan pemberantasan korupsi sudah sangat tinggi tapi belum selesai. Masih ada suap dimana-mana dengan nilai yang tidak kecil. Tapi, Insya Allah dengan pelan-pelan saya perbaiki," ujarnya.
Survei TII melibatkan 1.200 responden yang terdiri dari kalangan pengusaha di 12 kota besar di Indonesia dengan 80-110 responden di masing-masing kota yang disurvei.
Hasilnya, Medan dan Makassar berada pada peringkat satu dan dua dengan persentase suap tertinggi diikuti Bandung, Semarang, Surabaya, Manado, Padang, Banjarmasin, Balikpapan, Pekanbaru, dan Pontianak. Sementara Kota Jakarta Utara menempati kota paling bersih dengan persentase sebesar 73,9%.