Bisnis.com, BANDUNG -- Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD BPR) Kota Bandung telah menyiapkan dana Rp25 miliar guna penyaluran kredit Bangun Keluarga Sejahtera (Bagja).
Dirut PD BPR Kota Bandung Rio Zakaria mengatakan, dana sebesar itu diambil dari pembiayaan yang digunakan untuk kredit melati yang sampai saat ini perputaran uangnya mencapai sekitar Rp50 miliar.
“Karena dari program Kredit Melati sudah ada yang membayar sampai lunas dan uangnya bisa dipakai untuk pembiayaan yang lain atau digunakan untuk pinjaman bagi orang lain,” kata Rio Zakaria di salah satu rumah makan di Bandung, Selasa (14/11).
Kredit Bagja sendiri baru diuncurkan Senin (13/11) kemarin dan hanya diperuntukkan bagi para anggota atau binaan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Bandung. Program ini diusung guna memberi peluang bagi mereka untuk membuka bisnis sehingga bisa menambah pemasukan bagi keluarganya.
Adapun plafon yang diberikan kepada calon kreditur adalah berkisar antara Rp1 juta hingga Rp3 juta. Pengajuan bisa dilakukan per kelompok maupun perorangan. Sama dengan produk kredit mikro lainnya, Kredit Bagja juga tidak dikenakan bunga, hanya ada biaya administrasi sebesar 8%.
Rio pun menjamin pengajuan kredit Bagja ini tidak akan tumpang tindih dengan kredit mikro lainnya seperti kredit melati dan kredit mesra karena satu orang kreditur tidak boleh mengajukan lebih dari satu pengajuan kredit.
"Kecuali kalau satu kelurga, dua orang dalam satu KK yang sama diperbolehkan mengajukan kredit yang berbeda. Tapi kalau orangnya sama tidak boleh mengajukan kredit mikro lagi, walaupun jenis kreditnya berbeda," ucapnya.
Menghindari rentenir
Sama seperti dua produk pembiayaan sebelumnya, Rio menyebut kredit Bagja bertujuan untuk mengurangi jumlah masyarakat yang meminjam uang kepada Rentenir.
“Dari hasil survey terbatas kami di lapangan ditemukan bahwa ternyata masih banyak korban rentenir. Mereka segan meminjam ke bank karena pesimis dengan beragam persyaratan. Makanya mereka lebih memilih rentenir karena persyaratannya dinilai lebih mudah," katanya.
Pada praktiknya, PD BPR sudah menyiapkan 30 orang teller keliling untuk melayani masyarakat pemohon pembiayaan di 30 kecamatan. Mereka nantinya akan menjelaskan mengenai produk kredit Bagja dan yang akan menjemput aplikasi atau draft permohonan hingga tahapan menjemput angsuran.
“Masing-masing petugas kami sudah punya jadwal dan nomor kontak masing-masing yang bisa dihubungi jika ada yang ditanyakan atau dikeluhkan seputar pelayan PD BPR. Dengan begitu, diharapkan tidak ada celah lagi bagi para rentenir untuk mendekati masyarakat,” kata Rio.