Bisnis.com, BANDUNG – Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bekerja menggunakan sepeda sama efektifnya menurunkan berat badan dengan saat berolahrga di tempat kebugaran atau gym.
Sebuah studi terhadap 130 orang yang kelebihan berat badan, menemukan bahwa mereka yang pulang-pergi setiap hari dengan sepeda selama enam bulan, membakar lemak seperti mereka yang memulai program kebugaran menurunkan berat badan.
Mereka yang berolahraga di waktu luang, kehilangan 4,5 kg selama masa penelitian berlansung. Sementara mereka yang bersepeda kehilangan 4,2 kg.
"Ini adalah kabar baik bagi orang gemuk yang mungkin tidak memiliki waktu atau keinginan untuk bergabung dengan pusat kebugaran, karena mereka juga harus menjemput anak-anak mereka dan memasak makan malam setelah bekerja," kata Profesor Bente Stallknecht dari Universitas Copenhagen.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa sangat mungkin untuk menggabungkan transportasi ke dan dari tempat kerja dengan latihan fisik yang efektif," tambahnya seperti dilansir The Telegraph.
Para peserta, yang berusia antara 20-45 tahun, tinggal di pusat kota Copenhagen, Denmark, dan memiliki Body Mass Index (BMI) 25-35 kg/m2, membuat mereka secara resmi kelebihan berat badan.
Kemudian para peserta dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok pertama harus mengendarai sepeda berangkat maupun pulang dari tempat kerja yang berjarak rata-rata 13 km setiap hari.
Dua kelompok lainnya harus melakukan latihan fisik lima kali seminggu selama 55 menit atau 35 menit. Sedangkan kelompok terakhir sebagai kelompok kontrol dengan tidak mengubah gaya hidup mereka.
Setelah enam bulan, semua kelompok (kecuali kelompok kontrol) mengalami penurunan berat badan.
Penurunan berat badan terkecil terjadi di kelompok yang berlatih fisik hanya selama 35 menit dengan turun hanya 2,6 kg saja. Sedangkan yang terbesar terjadi di kelompok dengan latihan fisik 55 menit yang turun sekitar 4,5 kg.
"Mengendarai sepeda, ke dan dari tempat kerja setidaknya sama efektifnya dengan cara mengurangi berat badan dengan berolahraga selama waktu senggang," kata Jonas Salling Quist dari Departemen Biomedis Sains Copenhagen.
Penelitian ini dipublikasikan di International Journal of Obesity.