Bisnis.com, BANDUNG - Iklim investasi industri persemenan di Indonesia akan semakin tidak kondusif apabila isu dan solusi hidrogeologi di daerah penambangan batu gamping tidak segera diatasi. Sementara, tingkat kebutuhan terhadap semen masih tetap akan tinggi sejalan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia, Agung Wiharto menyatakan, pengetahuan secara ilmiah mengenai korelasi penambangan batu gamping dengan kondisi hidrogeologi serta berbagai dampak dan pengaruhnya sangat perlu diberikan dalam rangka menyamakan persepsi dari pemangku kepentingan yang terkait serta bagi seluruh elemen masyarakat yang mengikuti perkembangan isu ini.
Definisi mengenai cekungan air tanah menurut UU No 7/2014 adalah wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis. Tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlansung dan Kepres No 26/2011 menunjukan tidak adanya pelanggaran terhadap penambangan di cekungan air tanah.
"Perusahaan semen termasuk Semen Indoensia juga telah menerapkan konsep penambangan yang baik dan berwawasan lingkungan dalam kaitannya dengan sistem hidrogeologi antara lain IUP yang ada tidak terdapat mata air. Konsep zero run off batas bawah penambangan batu gamping berada di zona kering sehingga tidak mengganggu sungai bawah tanah dan tidak dalam Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK)," katanya, kepada wartawan di Bandung, akhir pekan lalu.
Dia menjelaskan, industri semen memerlukan batu gamping yang terbesar untuk row material hingga 80%. Karena hingga saat ini belum ada suatu terobosan atau inovasi untuk menggantikannya. Dalam memanfaatkannya, perusahaan senantiasa menjaga daya dukung atau justru meningkatkannya.
"Sekarang ini, di Indonesia seluruh pabrik semen ini memproduksi dengan kapasitas terpasang 100 juta ton. Konsumsi tahun lalu itu 63-64 juta ton. Sehingga kalau tahun ini tumbuh 3-5%, berarti 4 juta ton atau 68 juta ton total produksinya, meski kemampuan produksinya hanya 85 juta ton," ujarnya.
Dengan demikian, untuk beberapa tahun kita terbilang surplus sebanyak 15 juta ton. Hal itu tidak berarti Semen Indonesia berleha-leha karena kebutuhan semen secara nasional sangatlah tinggi dengan konsumsi per kapitanya yang masih rendah yakni 262 kg/orang/tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
18 jam yang lalu
Kisi-Kisi untuk Pemegang Saham GOTO Soal Laju 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 hari yang lalu
Dekranasda Gelar Pameran Jendela Jawa Barat di Bali
2 hari yang lalu