JAKARTA--Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan peringkat layak investasi atau "invesment grade" dari lembaga pemeringkat Standard & Poors (S&P) masih menjadi perhatian investor baik lokal maupun asing.
"Saat ini, peringkat invesment grade dari S&P merupakan hal yang critical bagi industri pasar modal domestik. Peringkat investmen grade akan mendorong asing masuk ke Indonesia," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Kamis.
Menurut Tito Sulistio, belum dinaikkannya peringkat Indonesia masih menjadi salah satu penahan bagi beberapa perusahaan manajer investasi dunia untuk masuk ke Indonesia, khususnya saham.
"Sebenarnya, sudah tidak ada alasan lagi bagi S&P untuk tidak menyematkan invesment grade, sebab tata kelola fiskal sudah baik, tren defisit anggaran sudah turun dan cadangan devisa mengalami tren kenaikan," katanya.
Tito menambahkan bahwa harapan investor di industri pasar modal terhadap penurunan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-Day Repo Rate) serta perbaikan pengelolaan fiskal Indonesia juga sudah tercapai, sehingga dampaknya akan positif bagi kinerja pasar modal ke depannya.
"Saat ini jarak antara inflasi dan BI 7-Day Repo Rate hanya sekitar satu persen, cukup baik dibandingkan waktu lalu yang jaraknya cukup lebar hingga empat persen. Jarak itu menjadi penting bagi pasar modal," katanya.
Tito Sulistio juga mengatakan bahwa pihaknya bersama dengan beberapa perusahaan tercatat atau emiten di BEI mengunjungi pasar modal Amerika Serikat (AS) guna memperkenalkan pasar modal ke investor global sekaligus mendorong untuk melakukan pencatatan saham ganda (dual listing).
"Dana yang beredar di AS cukup besar, namun hanya sedikit yang masuk ke pasar modal Indonesia. Harus diakui, peringkat kita belum triple B, mungkin itu yang menjadi salah satu alasannya," katanya.