SEMARANG--Pemerintah Swedia melalui Swedish Institute Study Scholarship (SISS) menawarkan beasiswa jenjang pendidikan strata dua (S-2) bagi pelajar asal Indonesia.
"SISS menawarkan beasiswa studi berbagai universitas di Swedia, baik untuk program setahun maupun dua tahun," kata Educational Consultant dari Nordic Student Service Titi Holmgren di Semarang, Senin.
Hal tersebut diungkapkannya dalam acara "Info Session Study in Sweden" di kampus Universitas Diponegoro, Semarang.
Selain beasiswa pendidikan, Titi mengatakan bahwa SISS juga menyediakan biaya hidup sebesar 9.000 Krona Swedia per bulan serta "travel grant" untuk biaya pulang ke Indonesia.
"Pendaftaran beasiswa SISS akan dibuka mulai bulan Desember 2016 hingga Januari 2017 hampir bersamaan dengan masa registrasi program studi universitas di Swedia yang buka sejak Oktober tahun ini sampai Januari 2017," katanya.
Salah satu syarat untuk mendapatkan beasiswa SISS, kata dia, calon penerima harus memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang dibuktikan dengan sertifikat IELTS bernilai minimal 6,5.
"Selain kemampuan berbahasa Inggris, pengalaman kerja selama 2.800 jam atau sekitar dua tahun juga menjadi salah satu syarat wajib," kata Titi.
Dia menyarankan agar mahasiswa yang berniat mendaftar beasiswa SISS aktif dalam berbagai organisasi maupun kegiatan sukarela karena keterlibatan pelajar dalam hal-hal seperti itu juga bisa diakumulasi sebagai pengalaman kerja.
"Berbeda dengan sejumlah beasiswa lain, SISS tidak menentukan batasan usia. Di samping itu, SISS juga memberikan kesempatan pada pelajar yang belum beruntung di tahun sebelumnya untuk terus mendaftar kembali," kata Titi.
Swedia sebagai salah satu negara maju yang menyediakan investasi cukup tinggi di bidang pendidikan dan penelitian, lanjut dia, kualitas universitas di negara itu hampir semuanya bagus karena seluruhnya berada di bawah pengawasan sistem pemerintah.
Titi yang pernah mengenyam pendidikan di Swedia juga mengungkapkan bahwa masyarakat di sana sangat toleran dan menghargai perbedaan sehingga pelajar Indonesia khususnya mahasiswa muslim tidak perlu khawatir.
"Penduduk di sana toleran dengan wanita berjilbab. Selain itu banyak imigran dari Timur Tengah yang menjual makanan halal bagi kaum muslim. Dalam hal beribadah, kota Stockholm juga memiliki masjid besar," kata Titi.