NEW YORK--Ivanka Trump sudah lama menjadi salah satu pendukung paling tenang dan populer bagi ayahnya Donald Trump, tapi dukungannya untuk calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik itu memicu seruan pemboikotan terhadap label busananya.
Sebuah kampanye Twitter yang disebut Grab Your Wallet antara lain membuat raksasa retail Nordstrom mendapat kecaman karena menjual pakaian, sepatu dan tas tangan Ivanka.
Seorang perempuan yang mencuit dengan nama @SheWhoVotes dan menyebut diri sebagai pelanggan sepanjang masa Nordstrom menulis surat terbuka kepada merek retail yang berbasis di Seattle itu, menyeru perusahaan mencampakkan "merek beracun" Ivanka Trump.
"Nona Trump secara terang-terangan mendukung seorang pria yang dituduh meraba atau memerkosa setidaknya selusin perempuan," katanya dalam surat Selasa, yang cuit pada Rabu dan sejak saat itu dibagikan di Twitter lebih dari 1.400 kali.
Perempuan itu menuduh Trump memprovokasi kebencian terhadap orang Afrika-Amerika, Latin, Yahudi, muslim, LGBT dan perempuan.
"Dia tidak bertanggung jawab atas perilaku ayahnya tapi dia bertanggung jawab karena membelanya," tambah dia.
"Beberapa merek sangat beracun, mereka akan merugikan bisnis Anda dengan menyingkirkan pelanggan Anda, dan ini tentunya salah satu dari mereka."
Tagar Grab Your Wallet diadopsi di Twitter oleh orang-orang lain yang menyerukan boikot lebih luas terhadap produk Ivanka Trump, yang dijual berbagai peritail termasuk Amazon, Macy’s dan Neiman Marcus.
Ivanka Trump pada Kamis menanggapi berbagai kritik mengenai seruan pemboikotan tersebut.
"Indahnya Amerika adalah orang-orang bisa melakukan apa yang mereka suka," katanya kepada televisi ABC.
"Saya lebih suka berbicara dengan jutaan, puluhan juta perempuan Amerika yang terinspirasi oleh merek itu dan pesan yang saya buat," katanya.
Forbes melaporkan pada Rabu bahwa satu survei tentang target pasarnya, perempuan milenium berpendapatan, menemukan bahwa 51 persen di antaranya masih "sangat-sangat ingin" atau "sangat ingin" membeli pakaian dan sepatu Ivanka.
Nordstrom, yang memiliki 347 toko di 40 negara bagian Amerika Serikat dan Kanada, tidak segera merespons permintaan kantor berita AFP untuk menanggapi masalah itu.