Bisnis.com, BANDUNG--Postpartum tidak muncul tiba-tiba. Jika seorang ibu memiliki banyak masalah selama kehamilan, risiko mengalami depresi postpartum tentu saja akan menjadi lebih besar.
Postpartum juga tahu sebagai depresi pasca melahirkan. depresi ini tidak hanya dapat mempengaruhi ibu tetapi juga ayah serta setelah melahirkan sebuah.
Ada banyak tanda-tanda jika seorang ibu mengalami depresi postpartum, seperti kesedihan, memiliki energi yang rendah, perubahan dalam tidur dan pola makan, mengurangi keinginan untuk seks, menangis episode, kecemasan, dan mudah tersinggung.
Depresi postpartum harus dicurigai bila gejala yang parah dan telah berlangsung lebih dari dua minggu. Hal ini bahkan diketahui bahwa depresi postnatal dapat dideteksi melalui tes darah.
Meski begitu, bukan berarti bahwa depresi postpartum tidak dapat dicegah. Para ahli mengatakan dengan dan lingkungan sosial yang mendukung baik, depresi tidak akan muncul.
Ada tiga faktor risiko utama, sejarah yaitu genetik, gangguan medis selama kehamilan dan tidak ada dukungan keluarga selama kehamilan. Jika ketiga faktor ini ditangani dengan baik, maka depresi postpartum dapat dicegah.
Nah, untuk langkah-langkah pencegahan, apa yang bisa dilakukan? Berikut adalah 5 hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah depresi postpartum:
1. Cukup istirahat
Setelah melahirkan, ibu akan menghadapi rutinitas baru seperti harus berurusan dengan bayi menangis, bangun setiap 2-3 jam di malam hari, dan kegiatan lain yang akan membuat ibu merasa lelah. Untuk itu, ibu neet untuk mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
Untuk menyiasatinya, ibu harus mengikuti pola sisa bayi. Ketika bayi tidur, ibu harus tidur siang juga, cara ini ibu merasa kurang lelah ketika bayi bangun.
2. Waktu Me untuk ibu
Memenuhi sebuah 'me time' sangat penting agar ibu dapat memberikan perhatian penuh kepada anak-anak mereka. Perhatian ibu tidak harus selalu berkonsentrasi pada mengurus anak-anak atau rumah, yang dapat menyebabkan stres ibu.
Cobalah untuk membuat waktu untuk melakukan hal-hal yang dapat membuat Anda rileks. Untuk itu, jangan ragu untuk meminta bantuan dari orang lain untuk mengurus anak sejenak sementara ibu menikmati dia 'saya waktu. "
3. Suami Mendukung
Seorang suami upportive penting untuk kesehatan mental ibu. Seorang suami yang mendukung harus memahami jika istrinya stres atau memiliki beban psikologis yang berat.
Oleh karena itu, komunikasi adalah penting. Selain itu, dalam masalah pengasuhan anak, suami atau istri harus berbagi tugas.
4. Menjaga kontak sosial
Memiliki anak tidak berarti Anda harus mengisolasi diri dari sosialisasi. Membangun hubungan dengan orang-orang di sekitar, termasuk tetangga atau teman. Dengan demikian, Anda juga bisa mendapatkan suasana baru di luar perawatan anak.
5. Menjaga keintiman
Kedua suami atau istri tidak memiliki kewajiban untuk bekerja sama untuk mengurus anak. Salah satu kunci untuk kekompakan perawatan anak pasangan adalah dengan menjaga keintiman dengan suami atau istri.
Meskipun ada perawatan anak, cobalah untuk menjaga keintiman dan romantisme. Tetap intim dengan pasangan Anda untuk menciptakan keterbukaan dan harmoni. Hati-hati, depresi postpartum dapat menyebabkan masalah rumah tangga yang dapat menyebabkan perceraian.
Depresi Postpartum Tidak Datang Tiba-tiba. Ini Cara Mengatasinya
Postpartum tidak muncul tiba-tiba. Jika seorang ibu memiliki banyak masalah selama kehamilan, risiko mengalami depresi postpartum tentu saja akan menjadi lebih besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
10 jam yang lalu
Menakar Nasib Pemilik 24,65% Saham Publik Waskita (WSKT)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
9 jam yang lalu
JNE Raih Indonesia Most Trusted Companies Award 2024
1 hari yang lalu
Dekranasda Gelar Pameran Jendela Jawa Barat di Bali
1 hari yang lalu