SOLO-Desainer kenamaan Solo, Joko SSP, pernah merasa diselamatkan oleh seorang model saat mengikuti sebuah fashion show. Kala itu ada beberapa unsur dalam rancangannya yang dirasa kurang sempurna.
Namun, karena model yang membawakan profesional, rancangannya menjadi lebih bernyawa. Semua detail yang ia buat berhasil ditonjolkan oleh si peragawati. Bahkan kekurangan yang sempat dia khawatirkan menjadi tertutup dan seolah tidak kelihatan.
“Saya sangat lega saat itu,” katanya saat berbincang dengan solopos.com, belum lama ini di kediamannya daerah Baluwarti, Solo.
Model bak pembawa nyawa busana. Keberadaan mereka bukan hanya sebagai pelengkap, tapi penyempurna hidup para desainer. Menurutnya, baju sebagus apapun bisa terlihat murahan jika dibawakan oleh model yang tidak peka. Sebaliknya, pakaian dengan bahan dan detail biasa akan berubah menjadi istimewa jika dibawakan oleh seorang model profesional.
Maka, Joko, tak pernah main-main soal pemilihan peraga busana ini. Ia tak mau jika image karya yang dibuat dengan susah payah hancur seketika jika dipresentasikan oleh orang yang salah. Saking hati-hatinya, Joko, bahkan sering membawa model sendiri saat fashion show ke luar negeri seperti Thailand atau Singapura.
Perkawinan antara model dan baju harus sempurna untuk mewujudkan aura keduanya.
Sementara, di beberapa acara, desainer yang sering merancang busana untuk event bergengsi seperti Miss Indonesia dan Miss Selebrity, Rendy Hapsanto, lebih senang karyanya dibawakan model luar negeri.
Bahkan saat menggelar show tunggal lima tahun lalu di Solo ia mendatangkan beberapa model asal Eropa.
Kendati demikian tidak semua model luar negeri memiliki daya jual tinggi. Kelebihan mereka yang paling menonjol hanya pada postur yang sempurna. Sementara dari sisi keluwesan dan penjiwaan, menurut Rendy, model Indonesia jauh lebih unggul. Budget yang dikeluarkan untuk menyewa para model pun beragam.
Meskipun didatangkan dari luar negeri tarif mereka belum tentu mahal. Ada yang “hanya” Rp7 juta untuk sekali peragaan. Sementara, model profesional Indonesia sudah mencapai Rp15 juta sekali fashion show untuk dua atau tiga baju.