MEKAH- Pemerintah Arab Saudi didesak untuk membantu percepatan identifikasi sejumlah anggota jemaah haji Indonesia yang masih hilang dan belum kembali ke pemondokan mereka sejak peristiwa Mina pada 24 September 2015.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arsyad Hidayat, di Mekkah, Arab Saudi, Kamis, mengatakan Pemerintah Indonesia telah melakukan dua pertemuan dengan otoritas Arab Saudi di Jeddah untuk meminta mereka membuka akses seluas-luasnya guna menemukan anggota jemaah yang masih hilang.
"Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) dan Konjen RI, serta pimpinan tim DVI (Disaster Victim Identification) telah melakukan pertemuan dengan Dirjen Kementerian Luar Negeri Wilayah Barat (Arab Saudi) di Jeddah dan meminta akses seluas-luasnya untuk mencari anggota jemaah yang belum kembali," katanya.
Selain itu, lanjut dia, ketiga wakil Pemerintah Indonesia itu juga melakukan pertemuan dengan Deputi Menteri Haji Arab Saudi untuk meminta hal yang sama agar anggota jemaah yang hilang bisa segera diidentifikasi.
"Sampai Kamis pukul 08.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau pukul 12.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) sebanyak delapan jemaah haji Indonesia belum kembali ke pemondokan mereka sejak peristiwa Mina," kata Arsyad.
Anggota jemaah yang belum kembali dan belum ditemukan itu berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat, sebanyak tiga orang, dengan kelompok terbang (kloter) 14 embarkasi Batam (BTH 14), dan lima orang dari Jawa Barat dengan nomor kloter 61 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 61).
"Kami juga mendapat informasi ada jemaah tanpa identitas yang sedang dirawat di rumah sakit di Taif," kata Arsyad. Rencananya PPIH bersama tim DVI akan menuju ke Taif untuk melakukan pemeriksaan.
Sampai Kamis pukul 08.00 WAS, anggota jemaah haji Indonesia yang meninggal dalam peristiwa Mina mencapai 120 orang, terdiri atas 115 orang anggota jemaah yang berangkat dari Tanah Air dan lima WNI yang telah menjadi pemukim di Arab Saudi.
Arsyad juga menyampaikan bahwa Tim DVI yang dipimpin Kombes Pol Muhammad Masudi telah bertemu dengan pimpinan di pemulasaraan mayat, Al Muashim, Mekkah, yaitu Mayjen Zaman Al Hamdi, dan mendapat penjelasan bahwa otoritas Arab Saudi di pemulasaraan mayat itu telah melakukan pemotretan, identifikasi sidik jari dan pengambilan DNA jenazah, yang sebagian besar atau sekitar 1.800 jenazah telah dimakamkan.
"Memang masih ada jenazah yang belum dikuburkan," kata Arsyad menanggapi pertanyaan tentang apakah jenazah yang belum dikuburkan.
Pada pertemuan tersebut, tim DVI juga meminta agar otoritas Al Muashim membantu Indonesia mempercepat penemuan anggota jemaah haji yang hilang dengan memberi akses luas untuk membuka dokumen file jenazah yang ada di tempat itu, khususnya warga negara Indonesia.