Bisnis.cm, BANDUNG – Sebuah perusahaan yang dipercaya Walikota Bandung, Ridwan Kamil, untuk mendesain Microlibrary pertama di Bandung, SHAU Architecture, menciptakan ventilasi unik di Microlibrary Bandung pertama.
Dengan menggunakan ember es krim yang berperan sebagai daya tarik pada tampak depan desain gedung Microlibrary ini, ember ini juga berfungsi untuk memberikan sirkulasi udara lewat ventilasi dari lubang-lubang di ember es krim.
Selain itu, ember es krim ini juga memiliki fungsi untuk mengatur pencahayaan secara difuse light.
“Jadi tidak hanya indah, bangunan ini harus bisa performatif secara energi, cahaya, dan penghawaan,” jelas Director SHAU Architecture, Daliana Suryawinata, saat ditemui Bisnis,com di Taman Bima, pada Sabtu (05/09/2015).
Sementara itu, jumlah ember es krim bekas yang digunakan untuk membuat satu Microlibrary ini berjumlah sekitar 2000 buah. Pengumpulannya pun diakui Daliana menjadi penyebab keterlambatan pembangunan gedung seluas 160 m2 ini.
Walaupun untuk membangun sebuah gedung,pembangunan Microlibrary sudah terhitung cepat dengan jangka waktu dalam 3 bulan sudah selesai, tapi hal ini dinyatakan Daliana tidak sesuai dengan rencana awal.
“Kami tidak bisa mengumpulkan embernya dengan satu kali jalan, tetapi harus beberapa kali, karena tidak semua menyetok itu. Beberapa kami kontak ke suppliernya. Makanya, pembangunan yang seharusnya selesai sebulan, akhirnya selesai tiga bulan,” jelasnya.
Di sisi lain, pembangunan satu Microlibrary ini menghabiskan biaya sekitar Rp 520 juta. “Untuk membangun satu gedung ini termasuk murah, ini karena ukurannya yang kecil,” ujar Daliana.