Bisnis.com, BANDUNG – Terinspirasi dari infrastruktur jalan di Indonesia yang cukup mengkhawatirkan, sekelompok mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menghadirkan inovasi berupa semen hidup sebagai solusinya.
Rhesa Avila Zainal, Corwin Rudly, Thomas Gunardi Santoso, Muhammad Luthfi, Ricky, dan Indra Zaki dari Teknik Kimia Fakultas Teknisk Industri ITB bekerja sama dalam membuat semen hidup.
Rhesa mengatakan 14% setiap tahunnya infrastruktur jalan mengalami kerusakan berat, misalnya saja di Jalur Pantura pemerintah perlu mengeluarkan dana Rp1,2 triliun setiap tahunnya untuk perbaikan jalan. Oleh karena itu, Rhesa dan timnya mencoba memberikan solusi permasalahan kondisi jalan raya dengan semen hidup.
“Semen hidup merupakan semen yang memiliki sifat self healing dimana mampu memperbaiki kerusakan dalam strukturnya secara mandiri dengan bantuan bakteri alkalifik,” ujar Rhesa.
Anggota tim Semen Hidup lainnya Thomas Gunardi menjelaskan cara kerja semen hidup ini yaitu bakteri dicampurkan dengan olahan semen dalam bentuk spora dalam kondisi tidak aktif yang memiliki survival rate yang tinggi. Spora ini akan aktif bila terkena air dan bakteri akan mulai bekerja untuk memperbaiki struktur semen.
“Air menjadi kunci aktivasi spora dan ini berasal dari resapan air melalui celah-celah retakan semen, dimana jalan raya mendapatkan retakan kecil atau mikrostruktur. Bakteri berfungsi dalam mengubah kalsium laktat menjadi batu kapur yaitu zat utama pembentuk semen melalui suatu proses,” ujar Thomas.
Semen dalam negeri mayoritas memiliki komposisi batu kapur 80%, tanah liat 15%, pasir silika 4%, dan pasir besi 1%. Untuk jumlah bakteri yang diperlukan adalah 15 kg per meter kubik semen atau sekitar 8 sak semen dengan harga Rp450.000 dan daya tahannya diperkirakan mencapai 5 tahun.
Thomas menambahkan riset serupa juga telah dilakukan di Negara Belanda dan Belgia dan tim semen hidup sendiri perlu penelitian lebih lanjut tentang perbedaan iklim. Seme Hidup menjadi salah satu karya inovasi yang dipamerkan dalam ITB Innovators Move.
Saat ini semen hidup masih dalam skala lab dan di Indonesia sendiri keberadaan bakteri untuk semen hidup ini secara umum tersedia.
“Kami yakin dengan kolaborasi dengan berbagai pihak, inovasi semen hidup ini dapat direalisasikan dalam skala pabrik. Kami juga yakin inovasi ini memiliki prospek yang cukup baik dan merupakan solusi nyata untuk menangani masalah infrastruktur jalan di Indonesia serta membantu pemerintah mengurangi dana pengeluaran untuk revitalisasi jalan,”ujarnya.