Bisnis.com, CIMAHI - Wali Kota Cimahi Atty Suharti mengimbau agar dukun beranak dan bidan menjalin komunikasi yang baik. Dengan begitu, ibu melahirkan dan bayi yang baru lahir bisa selamat dan sehat.
Sebelum adanya bidan diberbagai tempat, dukun beranak berperan penting dalam proses persalinan. Dia berperan penting menyelematkan nyawa. Seiring berjalannya waktu, bidan yang memiliki keilmuan mumpuni dalam hal persalinan lebih berwenang menangani proses persalinan.
"Kami terus berupaya menurunkan angka kematian dalam penanganan persalinan. Kami mengundang mereka untuk membertikan pemahaman, tugas paraji (dukun beranak) seperti apa, dan tugas bidan seperti apa," katanya, disela-sela seminar peningkatan potensi dan kemitraan bidan dan dukun beranak, di Gedung A Pemkot Cimahi, Selasa (2/12/2014).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi Pratiwi mengatakan, kualitas pertolongan dalam persalinan akan terjaga dengan baik apabila dukun beranak dan bidan mampu bersinergi. Perlu ada alih peran penolong persalinan dari penolong bukan tenaga kesahatan ke penolong persalinan oleh tenaga kesehatan.
Apalagi di Kota Cimahi, dalam tiga tahun terakhir ini terdapat kasus kematian dalam proses persalinan. Tahun 2012 ada 9 kasus, tahun 2013 ada 12 kasus dan tahun 2014 ini sudah 7 kasus. Kematian itu lebih disebabkan oleh istilah '4 Terlalu 3 Terlambat.'
Maksud dari 4 terlalu karena saat hamil sering berhubungan, terlalu sering dipaksakan melakukan reproduksi berkali-kali atau terlalu sering melahirkan, jarak kehamilan terlalu dekat, terlalu tua usia kehamilan ibu.
Sedangkan 3 terlambat, yaitu terlambat menemukan ibu saat hamil mengalami gangguan, terlambat penanganan, dan terlambat mengirim tenaga ahli atau membawa ke lokasi rujukan.