Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masjid Al-Aqsa Ditutup, Israel Sama Saja Nyatakan Perang

Penutupan masjid Al-Aqsa oleh Israel menyusul penembakan seorang Yahudi garis keras adalah sama dengan pernyataan perang, kata Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Masjid Al-Aqsa/Reuters
Masjid Al-Aqsa/Reuters

Bisnis.com, RAMALLAH - Penutupan masjid Al-Aqsa oleh Israel menyusul penembakan seorang Yahudi garis keras adalah sama dengan "pernyataan perang," kata Presiden Palestina Mahmud Abbas.

"Eskalasi berbahaya Israel ini adalah pernyataan perang terhadap rakyat Palestina dan terhadap tempat-tempat suci bangsa Arab dan negara Islam," kata juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeina, seperti dikutip AFP.

"Kami menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab atas eskalasi berbahaya di Yerusalem ini yang telah mencapai puncaknya lewat penutupan Masjid Al-Aqsa pagi ini," kata dia kepada AFP.

Kompleks peribadatan itu adalah tempat paling suci ketiga dalam Islam, namun ini juga menjadi titik paling suci bagi Yahudi yang menyebutnya sebagai Gunung Kuil karena pernah menjadi lokasi dua kuil Yahudi.

Kendati non Muslim diperbolehkan mengunjungi situs ini, Yahudi tidak diperkenankan berdoa di sana karena khawatir itu bisa mengganggu status quo yang rapuh di sana.

"Keputusan ini adalah tindakan yang berbahaya dan tantangan terang-terangan yang akan membawa kepada ketegangan dan ketidakstabilan lebih besar serta akan menciptakan atmosfer negatif nan berbahaya," kata dia.

"Negara Palestina akan mengambil semua langkah hukum agar Israel bertanggung jawab dan menghentikan serangan yang sedang berlangsung ini."

Israel memerintahkan kompleks peribadatan Islam itu ditutup bagi segala pengunjung, baik muslim maupun Yahudi, hari ini setelah insiden penembakan yang terjadi semalam lalu di mana seorang pria bersepeda motor berusaha menembak mati seorang aktivis Yahudi ultranasionalis yang sudah lama berjuang menjamin hak-hak beribadat Yahudi di alun-alun Al-Aqsa.

Beberapa jam kemudian, polisi menyerbu rumah seorang Palestina tersangka penembakan itu, dan memicu tembak menembak yang membuat pria Palestina itu terbunuh.

Yerusalem timur yang dihuni Arab dan diduduki Israel pada Perang Enam Hari 1967 dan kemudian dicaplok itu yang tak pernah diakui oleh masyarakat internasional, terus diguncang kekerasan sejak awal Juli. Hampir setiap hari terjadi bentrok antara pemuda Palestina bersenjatakan batu melawan polisi Israel, demikian AFP.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper