JAKARTA – Beberapa hari ini muncul kabar tentang makam Nabi Muhammad akan dibongkar. Untuk mengetahui kebenaran kabar tersebut, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar akan menanyakan lengsung kepada Dubes Arab Saudi.
Rencana Wamenag Nasaruddin menanyakan langsung kepada Dubes Arab Saudi tentang kebenaran kabar bahwa makam Nabi Muhammad akan dibongkar diungkap oleh akun Twitter @RadioElshinta milik Radio Elshinta, Kamis (4/9/2014).
- Prof Dr Nasaruddin U : Hari ini Wamenag akan menemui Dubes Arab Saudi untuk mengkonfirmasi berita rencana pemindahan Makam Nabi Muhammad SAW
Akun @RadioElshinta juga mengicaukankan tentang pernyataan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
- Sekjen MUI Pst-Tengku Z : Hari ini MUI akan mengirim surat ke Pemerintah Arab Saudi mengenai sikap MUI thd rencana pmindahan Makam Nabi SAW
Sejak beberapa hari ini, muncul pemberitaan tentang proposal menyangkut makam Nabi Muhammad yang akan dibongkar. Kalangan ulama di Indonesia menilai Arab Saudi akan hancur apabila rencana itu dijalankan.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi menyatakan Arab Saudi akan hancur jika mengikuti keinginan kelompok Wahabi atau siapa pun yang ingin makam Nabi Muhammad SAW dibongkar dari Masjid Nabawi ke tempat lain.
"Saudi bakal hancur jika itu dituruti," katanya kepada pers seusai tampil dalam forum Halaqah Pimpinan Pondok Pesantren dan Tokoh Pendidikan Islam di Jambi, Rabu (3/9/2014) malam.
Menurut Hasyim gagasan memindahkan makam Nabi harus ditentang oleh seluruh umat Muslim di dunia. Ia mengakui memang beberapa tahun lalu pernah mengemuka rencana makam Nabi Muhammad akan dibongkar yang dilatarbelakangi pemikiran Wahabiyah.
Bahkan, katanya, seluruh situs-situs yang bersejarah itu akan dihancurkan, dalam pandangan Wahabiyah karena hal itu syirik. Padahal, menurut Hasyim, itu tidak betul karena justru situs-situs itu penting untuk sejarah. Kalau keinginan itu sekarang ingin diulang lagi, seluruh umat Islam di dunia harus menentang.
Menurut dia, pemerintah Indonesia bersama kekuatan organisasi Islam lainnya harus bisa menolak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan seluruh ulama di Indonesia.
Hasyim menilai rencana pemindahan makam Nabi itu dapat dimungkinkan sebagai manuver dari kelompok tertentu untuk menimbulkan keguncangan di kalangan umat Islam.Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memprotes keras usulan pembongkaran dan pemindahan makam Nabi Muhammad SAW oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi.
Suara senada muncul dari Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj yang mengatakan proposal tentang makam Nabi Muhammad akan dibongkar akan memicu kontroversi hingga menjadi trending di media sosial. Oleh karena itu, PBNU akan mendorong Pemerintah Indonesia untuk ikut bereaksi dengan menolak usulan pemindahan makam nabi tersebut.
"PBNU akan mengirim surat ke Presiden RI untuk meminta agar Indonesia menyurati Pemerintah Arab Saudi, untuk tidak membongkar atau memindahkan makam Nabi Muhammad SAW dari tempat yang sekarang,” tegas Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj dalam keterangan tertulisnya pada wartawan di Jakarta, Rabu (3/9/2014).
Menurut Said Aqil, PBNU dari dulu sampai sekarang, tetap menolak keras dan mengecam rencana pembongkaran itu. Menurutnya, sejarah kelahiran NU bermula dari Komite Hijaz yang merupakan gerakan menolak pembongkaran Ka’bah, makam Nabi Muhammad, dan situs-situs lain yang bersejarah di Arab Saudi.
“Coba saja kalau berani melakukannya. Pemerintah Arab pasti akan hancur,” ujar Said Aqil.
Rencana makam Nabi Muhammad akan dibongkar dan dipindahkan kembali mengemuka seiring munculnya dokumen konsultasi yang dipimpin akademisi terkemuka Arab Saudi, Ali bin Abdulaziz al-Shabal.
Dokumen setebal 60 halaman tersebut belakangan sudah dimuat di jurnal kerajaan dan harian The Independent, yang kemudian dipublikasikan oleh beberapa media lainnya.
Dalam dokumen tersebut, makam Nabi Muhammad SAW yang sebelumnya berada di kompleks Masjid Nabawi di Madinah akan dipindahkan ke makam Baqi’ dan dibuat anonim atau tanpa identitas.