Bisnis.com, BANDUNG--Keberadaan fly over Cimareme dianggap kian mendesak. Pasalnya, kemacetan yang terjadi di jalur lintasan antara Cimahi dan Padalarang selalu terjadi setiap saat tanpa mengenal waktu dan hari.
Wakil Bupati Bandung Barat Yayat Soemitra mengatakan, pihaknya sejak lama memikirkan untuk membangun akses jalan baru guna mengurai kemacetan di kawasan tersebut. Akan tetapi, alasan klasik minimnya dana menjadi hal yang tak terelakan.
"Mungkin rencana ini tidak bisa diwujudkan dalam waktu dekat karena dana yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan jalan layang itu mencapai ratusan miliar," katanya, kepada wartawan, Minggu (6/4/2014).
Oleh karena itu, agar penumpukan kendaraan yang bisa terurai pihaknya akan meminta bantuan kepada pemerintah pusat dan provinsi. Sebab, jalur Cimareme merupakan jalan utama menunju Bandung dari arah barat sebelum Tol Cipularang eksis.
Untuk pembebasan lahan sepenuhnya akan menjadi kewajib pemda, sedangkan pembangunan fisik akan ditanggung pusat dan provinsi. Sementara, apabila fly over akan dibangun rumah ratusan rumah harus dibebaskan.
Solusi jangka pendek, pemda akan membuat regulasi dimana kendaraan besar baik truk maupun kontainer dilarang melintas pada siang hari atau hanya diizinkan pada malam hari saja.
Sekadar informasi, kawasan Cimareme merupakan salah satu daerah banyak berdirinya industri besar berskala nasional seperti PT Ultrajaya, PT Ateja dan lain. Tak pelak lagi kemacetan semakin menggila ketika bentrok dengan jam kerja.
"Dalam waktu dekat upaya ini akan segera kami berlakukan. Karena memang kemacetan di kawasan tersebut sudah kian parah," paparnya.
Merujuk kepada perhitungan Kapasitas Jaringan Jalan atau Volume Capacity Ratio (VCR), di pertigaan Cimareme sebesar 0,8 padahal batas idealnya dikisaran 0,4-0,6, sedangkan batas paling buruk adalah 1 (kendaraan sama sekali tidak bisa bergerak).(k6/k29)