[caption id="attachment_79272" align="alignright" width="200"] Ilustrasi (bisnis-jabar.com)[/caption] MALANG – Kenal Malang hanya melalui apel hijaunya belum membuat Anda benar-bena dianggap tahu tentang kota di provinsi Jawa Timur ini. Orang tertentu akan menganggap anak mengerti Malang jika Anda juga mengerti basa “walikan” alias bahasa terbalik. Dengan begitu Anda pun akan layak disebut sebagai bagian dari Kera Ngalam. Jangan salah, ini bukan berarti Anda keluarga kera. Silakan bacalah dua kata itu dengan cara terbalik. Niscaya Anda akan menemukan kata: Arek Malang. Basa walikan memang menjadi salah satu kekayaan kultural para Kera Ngalam. Bisa jadi, itu pula yang diandalkan pemilik Soak Ngalam dalam menjajakan produknya. Jika berkunjung ke Bali Anda menjumpai kaos joger, ke Jogja jumpa dagadu, atau di Surabaya ada kaos cakcuk, maka di Malang, Soak Ngalam atau kaos malang yang kaos khas kota apel ini. Tommy Pamungkas, Store Manager Soak Ngalam, mengatakan ide membuat Soak Ngalam berawal dari keinginannya untuk mempromosikan budaya asli Malang kepada wisatawan yang berkunjung, juga kepada masyarakat asli Malang. Dia menjelaskan Soak Ngalam juga ingin melestarikan keunikan yang identik dengan Kota Malang seperti bahasa malangan yang terkenal dengan boso walikan atau kata-kata yang dibaca secara terbalik, walau tidak semua kata dapat diartikan secara terbalik. Contohnya, gnaro yang artinya orang atau arek dalam bahasa jawa timuran, oges lecep wis sibun yang artinya nasi pecel sudah habis, serta kata-kata istilah yang memiliki arti khusus seperti amrin yang artinya pacar, ojir yang identik dengan uang. “Kami ingin menawarkan oleh-oleh berupa cindera mata yang lebih tahan lama, simpel, dan tetap mempunyai kesan tentang keberadaan Kota Malang. Selama ini yang menjadi ikon Kota Malang yaitu buah apel, bakso, dan aneka kripik terutama kripik tempe,” ujar Tommy, Rabu (20/2). Selain itu, lanjutnya, Soak Ngalam juga ingin menggugah kembali masyarakat Malang yang sudah tidak lagi tinggal di Kota Malang akan kekhasan yang dimaksud, juga memperkenalkan kepada generasi baru akan bahasa Malangan yang mungkin sudah tidak dikenal lagi oleh mereka. Dia menjelaskan, 4 tahun menjalankan usahanya memproduksi kaos dengan desain dan tulisan ciri khas Malang, Soak Ngalam kini memiliki 2 toko yakni di Jalan Kawi Atas 24 Malang dan Jalan Raya Mulyoagung 03 Malang. “Dalam sebulan rata-rata kami memperoleh omzet sekitar Rp30 juta hingga Rp35 juta. Kalau liburan sekolah dan hari raya akan lebih besar lagi, bisa Rp50 jutaan. Kami juga bisa memproduksi 1.000 jenis kaos setiap bulan,” ungkap Tommy. Dalam sebulan, Soak Ngalam sedikitnya membuat 8 hingga 10 desain kaos baru yang disesuaikan dengan tren. Rencana ke depan, tambahnya, Soak Ngalam akan memperbesar tokonya untuk kenyamanan pembeli. “Harga yang kami tawarkan cukup terjangkau, dewasa berkisar Rp70.000 – Rp80.000, anak-anak berkisar Rp60.000 – Rp70.000. Kami ingin menawarkan oleh-oleh alternatif,” imbuhnya. Tommy menambahkan minat pembeli Soak Ngalam selama ini tidak hanya dari warga Malang sendiri, tetapi dari wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Malang. Nah, Anda tertarik. Ayo ek Ngalam!(JIBI/yri)
Berburu Kaus Unik di Toko Soak Ngalam
[caption id=attachment_79272 align=alignright width=200] Ilustrasi (bisnis-jabar.com)[/caption]
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yanto Rachmat Iskandar
Editor : Yanto Rachmat Iskandar
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
6 menit yang lalu