Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Digital Fiksi Mini Menggeliat (bagian III Habis)

[caption id=attachment_228903 align=alignleft width=300 caption=Nunu Nazarudin Azhar (kanan)][/caption]
Nunu Nazarudin Azhar (kanan)
Nunu Nazarudin Azhar (kanan)

[caption id="attachment_228903" align="alignleft" width="300" caption="Nunu Nazarudin Azhar (kanan)"][/caption] Perkembangan fiksi mini juga tidak hanya dalam berbahasa Indonesia melalui Twitter. Lebih jauh, fiksi mini bahasa Sunda ternyata tengah digandrungi khususnya di wilayah Priangan Jawa Barat. Bermula dari kegelisahan rumor bakal meredupnya bahasa Sunda di era modern sekarang ini, seorang sastrawan Sunda asal Tasikmalaya Nunu Nazarudin Azhar memanfaatkan fasilitas publik jejaring sosial Facebook dengan membuat sebuah akun grup Fiksimini Basa Sunda. Niatnya tak muluk-muluk, hanya ingin menghidupkan kembali bahasa dan sastra Sunda yang hingga saat ini dipandang tidak berkembang dalam kehidupan masa kini. “Awalnya saya riskan terhadap perkembangan sastra Sunda yang mulai stagnan, oleh karena itu dengan berawal dari keisengan membuat akun grup di Facebook saya pikir bakal kembali membangkitkan gairah sastra Sunda,” katanya. Konsep fiksi mini bahasa Sunda dan fiksi mini bahasa Indonesia yang digagas Agus Noor memiliki perbedaan yang cukup menonjol. Jika dalam @fiksimini setiap orang yang memposting memiliki batasan jumlah huruf dengan 140 karakter, maka dalam Fiksimini Basa Sunda ada keleluasaan dalam jumlah kata. Dalam catatan Nunu, anggota Fikmin Basa Sunda saat ini sudah 3.000 orang lebih yang berlatar belakang berbeda-beda. Dari mulai ibu rumah tangga, pedagang, guru hingga rektor dan tentu saja penggiat sastra. Nunu dan kedua rekannya sesama pemerhati sastra Sunda Dadan Sutisna dan Godi Suwarna mencatat postingan karya setiap harinya bisa mencapai 100 cerita. “Di Fiksimini Basa Sunda ini sangat terbuka, siapa saja boleh berkarya bahkan rektor Unpad Ganjar Kurnia pun rutin memposting karyanya,” katanya. Namun, sempat terjadi perdebatan di antara kalangan pegiat sastra Sunda di Jawa Barat tentang kehadiran fiksi mini bahasa Sunda ini. Sejak dirintisnya grup Facebook istilah fiksi mini lagi-lagi menjadi perbincangan terutama pada jumlah karakter dan tema cerita. Akhirnya, disepakati secara bersama bahwa fiksi mini bahasa Sunda khususnya yang hendak berkarya di Fikmin Basa Sunda harus mengikuti aturan untuk memposting karya tidak lebih dari 150 kata. Selain itu, dalam Fikmin Basa Sunda setiap orang bisa memposting karya secara grafis, artinya cerita yang dibuat bisa sekaligus dibarengi dengan gambar atau ilustrasi yang mengacu kepada tema karya. “Perbedaan fiksi mini bahasa Sunda yakni ada keluasan pengarang dalam berkarya, selain itu pada setiap postingan, setiap pembaca bisa langsung mengomentari dan mengkritisi karya masing-masing,” ujarnya. Tak jauh beda dengan antusias komunitas @fiksimini, anggota Fiksmini basa Sunda pun sudah menerbitkan antologi Fiksimini Basa Sunda yang diseleksi melalui tahap ketat dari para pesohor sastrawan Sunda. Sementara, sebagai bentuk apresiasi, sejumlah pameran karya fiksi mini bahasa Sunda sudah digelar dalam bentuk grafis yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Bandung. (Roberto Purba/k5)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper