(jibiphoto)BANDUNG (bisnis-jabar.com): Pasar ekspor beras organik asal Tasikmalaya Jawa Barat semakin terbuka lebar seiring munculnya permintaan asal Italia. Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Simpatik Tasikmalaya, Uu Syaeful Bachri, mengatakan Italia mulai tertarik terhadap produk beras organik yang dihasilkan oleh gapoktan itu. “Sebelumnya pasar ekspor kami sudah berjalan ke Amerika, Jerman, Belanda, dan beberapa negara Asia seperti Malaysia dan Singapura. Sekarang pasarnya akan datang dari Italia,” katanya kepada Bisnis, hari ini. Dia mengatakan 40% dari total produksi padi organik yang dihasilkan petani Tasikmalaya ditujukan untuk pasar dan sekitar 80% dijual untuk pasar ekspor tersebut. “Hanya 20% untuk pasar lokal, sementara sisa produksi kami manfaatkan pula untuk konsumsi sendiri,” lanjutnya. Dia mengemukakan pihaknya bekerjasama dengan eksportir PT Bloom Agro mampu mengekspor sekitar 18-19 ton beras organik ke masing-masing negara tujuan. Uu mengemukakan pada panen raya yang berlangsung kali ini, produktivitas yang dihasilkan mencapai 7 ton per hektare. Luas lahan yang dikelola kelompok tani ini sendiri seluas 320 ha dari 5.704 ha yang tersebar di 39 kecamatan. Menurutnya, panen raya musim ini lebih baik dibanding tahun lalu dimana kondisi cuaca cenderung stabil sehingga berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Beras organik yang dihasilkan kelompok tani itu sudah mendapatkan sertifikat organik dari Institute for Marketecology (IMO) Swiss. Karena itu, menurutnya, pasar ekspor produk mereka semakin cemerlang dengan adanya pengakuan dari dunia internasional. Uu melanjutkan harga padi dan beras organik memang lebih baik dibanding nonorganik. Dia memaparkan saat ini eksportir membeli beras organik dari gapoktan sekitar Rp14.000 per kg. Sementara harga gabah kering giling (GKG) terendah untuk padi organik sendiri bisa mencapai Rp5.500 per kg. “Dibanding gabah biasa di Tasikmalaya ini masih sekitar Rp4.200 kg. Petani yang menanam padi organik jelas mendapat nilai tambah,” katanya. Gapoktan Simpatik sudah mengembangkan padi organik dengan metode sistem rice of intensification (SRI) sejak 2002 silam. Dengan jumlah petani 2.300 orang yang berasal dari 28 kelompok di 7 kecamatan, gapoktan itu mulai menembus pasar ekspor sejak 2009. (ajz)
Beras organik Jabar sasar pasar Italia
(jibiphoto)BANDUNG (bisnis-jabar.com): Pasar ekspor beras organik asal Tasikmalaya Jawa Barat semakin terbuka lebar seiring munculnya permintaan asal Italia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

4 menit yang lalu
Bisikan Boy Thohir Soal Jurus Alamtri ADRO Tangkap Cuan Ekonomi Hijau

34 menit yang lalu
Susut Karyawan Emiten Sasaran Boikot (UNVR, MAPB, PZZA, dan FAST)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

17 jam yang lalu
Dony Ahmad Munir Komitmen Berantas Tambang Ilegal

17 jam yang lalu
Pemkot Cirebon Siapkan 17 Koperasi Desa Merah Putih
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
