Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MOBIL: Panduan mobil matik

[caption id=attachment_154585 align=alignleft width=298 caption=ilustrasi][/caption]
ilustrasi
ilustrasi

[caption id="attachment_154585" align="alignleft" width="298" caption="ilustrasi"][/caption] Tisyrin Naufalty Tsani Apa itu mobil matik? Mobil matik adalah mobil bertransmisi otomatis alias matik. Mulai dari city car berharga Rp100 jutaan hingga mobil premium dengan haraga di atas Rp1 miliar banyak yang menggunakan transmisi otomatis. Mobil matik sangat nyaman terutama saat digunakan pada kondisi jalanan macet atau tipe pengendaraan stop and go. Pengendara hanya memakai dua pedal yaitu rem dan gas. Rem tangan pun kini ada yang menyatu dengan rem kaki. Umumnya, transmisi otomatis memiliki posisi tuas dalam enam fungsi yatiu P,R,N,D,2, dan L. Mode P (parkir) digunakan saat kendaraan berhenti, parkir, dan menghidupkan mesin. Untuk memakai P harus tunggu sampai mobil benar-benar berhenti. Tuas persneling R artinya mobil siap untuk berjalan mundur atau reverse. Dua tuas ini harus digunakan saat mobil benar-benar berhenti. Selanjutnya posisi N, artinya mobil dalam kondisi netral. Umum digunakan saat menghidupkan mesin atau saat berhenti di lampu merah. Posisi ini sangat direkomendasikan untuk memfungsikan rem karena mobil dipengarhui oleh gaya gravitasi, sehingga berpotensi bergerak karena kemiringan jalan. Untuk menjalankan kendaraan, pengemudi harus memindahkan tuas persneling ke posisi D yang berarti drive. Persneling akan berpindah otomatis samapi posisi tertinggi sesuai dengan kecepatan putaran mesin. Jangan memindahakan dari posisi D ke 2 atau L pada saat mobil melaju dengan kecepatan tinggi karena akan menyebabkan kerusakan transmisi.  Bila jalanan menurun atau tanjakan, sebaiknya pindahkan tuas ke posisi 2 atau gigi persneling rendah. Pada posisi ini laju kendaraan akan ditahan oleh engine brake sehingga pengemudi tidak perlu sering menginjak rem. Perpindahan persneling secara otomatis hanya terjadi pada gigi satu dan gigi dua. Karena itu jangan melaju dengan kecepatan melebihi 80 km/jam. Tuas persneling L atau low bisa dipakai saat kendaraan mengarungi turunan curam atau tanjakan  terjal, misalnya jalanan pegunungan atau menyusuri tanjakan dan turunan gedung parkir Jakarta yang rata-rata curam. Di posisi ini, jangan memacu kendaraan melebihi kecepatan 40 km/jam untuk mesin diesel dan 60 km/jam bagi mobil berbahan bakar bensin. Alasannya posisi L berarti transmisi ditahan bekerja pada posisi gigi satu saja. Selamat berkendara! (jibi/bisnis/yri)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper