Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kain ikat khas Sunda, bisa bikin macho dan trendi lho!

Oleh Tiara Syahra
(bisnis-jabar.com)
(bisnis-jabar.com)

Oleh Tiara Syahra (bisnis-jabar.com)Budaya Sunda akhir-akhir ini makin berkembang dan populer karena makin banyak saja generasi muda yang mulai mencintai dan merasa memiliki budayanya. Salah satu budaya sunda yang tengah menjadi sorotan adalah kain iket Sunda. Iket merupakan sebuah kain yang digunakan pada kepala, diciptakan leluhur atau karuhun sebagai sesuatu yang menjadi identitas lelaki Sunda. Selain menjadi suatu identitas, dulu iket digunakan sebagai pelindung kepala dari panas dan hujan. Coba tengok para musisi muda Karinding Militan, dalam setiap penampilannya, mereka selalu menggunakan Iket dipadukan dengan gaya mereka yang selalu menggunakan kaos, jeans, dan sepatu kets. Kesan modis dan berbeda tentunya terlihat pada penampilan mereka. Pada pagelaran Rebelnation yang kental dengan suasana underground dan metal juga tak jarang dapat dijumpai anak muda dengan gaya stylish masa kini menggunakan iket di kepalanya. Modifikasi bentuk iket kini menjadi cukup populer karena salah satu komunitas, Komunitas Iket Sunda (KIS) yang didirikan oleh Agus Roche Efendi yang ternyata memiliki sebuah distro bertema Sunda. Agus Roche mengaku awal ketertarikannya kepada iket hingga akhirnya KIS terbentuk bukan karena mereka mengagungkan filosofis atau latar belakang iket tersebut. Cukup simple, alasannya adalah keren. “Jujur aja, KIS sendiri berangkat dari ketertarikan iket untuk gaya, bukan karena filosofinya atau apanya,”katanya kepada bisnis-jabar.com. KIS merupakan komunitas beranggotakan berbagai macam orang dengan usia berbeda dan pekerjaan yang juga berbada namun senang memakai iket. Agus Roche menambahkan tidak ada agenda khusus saat mereka bertemu, jika mereka sudah berkumpul dan saling ngobrol kemudian muncul ide-ide baru seperti membuat bentuk iket yang khas dan lebih trendi. Kegiatan dan perkembngan produk pun jadi lebih mengalir dengan sendirinya. Salah satu inovasinya adalah iket langsung (iket yang sudah dibentuk dan dijahit juga dapat langsung digunakan) dan motif persib. Mereka yang sering bertukar pikiran di KIS tidak membatasi diri dan terikat dengan anggpan bahwa seni dan budaya sunda itu harus yang buhun. Mereka lebih terus berusaha mengolaborasikan selera-selera masa kini ke dalam budaya. “Kami berpegang pada ‘ngajen kabihari’ yang artinya menghargai hal-hal kesundaan yang buhun tanpa kami tidak mau terkungkung dalam hal itu,” tambahnya. (bisnis-jabar.com)Kini iket sunda hasil inovasi KIS mulai banyak diminati atas kerja keras KIS yang memperkenalkan produknya di setiap pameran. Salah satu pameran yang mereka ikuti adalah saat Drama Musikal Lutung Kasarung di Sabuga, Bandung. Sampai saat ini pun mereka tetap aktif berkreasi dan terus mempertunjukkan produksi mereka. Harapan Agus Roche selaku pecinta iket dan pendiri KIS ingin modifikasi dan model  iket lebih banyak ragamnya dan semakin dekat dengan masyarakat Sunda khususnya. Selain itu ia juga menginginkan iket sunda bisa dipakai oleh semua orang tidak hanya lelaki tapi juga perempuan. Facebook : Komunitas Iket Sunda (KIS)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper