Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga Muhammadiyah Kabupaten Bandung Shalat Ied di Kopo

BANDUNG (bisnis-jabar.com): Ribuan warga Muhammadiyah Bandung Selatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, melaksanakan Shalat Id yang dipusatkan di Kompleks Pendidikan Muhammadiyah Jalan Kopo Sayati, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Selasa pagi.

BANDUNG (bisnis-jabar.com): Ribuan warga Muhammadiyah Bandung Selatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, melaksanakan Shalat Id yang dipusatkan di Kompleks Pendidikan Muhammadiyah Jalan Kopo Sayati, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Selasa pagi. Umumnya jamaah datang dari berbagai kecamatan seperti Margahayu, Katapang, Dayeuhkolot hingga Soreang. Mereka datang sejak pukul 05.30 WIB dengan menggunakan busana muslim lengkap dengan sajadahnya. Pelaksanaan shalatnya sendiri dimulai pukul 06.55 WIB dengan imam sekaligus khotib Dr Dadang Syarifudin MAg. Dalam pesan khutbahnya, kotib mengatakan, bahwa perbedaan dalam keyakinan dalam beribadah sesama umat muslim akan selalu terjadi. Pasalnya, setiap orang mempunyai penafsiran berbeda dalam memahami dasar-dasar hukum Islam baik Al Quran dan Sunnah. "Oleh karenanya kepada seluruh warga Muhammadiyah Bandung Selatan kita tidak menginstruksikan menyalahkan keyakinan orang lain dan orang lain pun tidak berhak menghakimi keyakinan kita. Karena negara kita pun lewat konstitusinya telah memberikan garansi kepada setiap warga negara untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing," ujarnya. Menurutnya, umat muslim harus mempunyai keyakinan dan dasar yang kuat dalam menjalankan setiap ibadahnya. Termasuk dalam perayaan Idul Fitri 1432 Hijriah, warga Muhammadiyah diingatkan untuk tidak merayakan lebaran hanya karena adanya ajakan dari orang lain atau pun kesepakatan bersama. "Termasuk dalam penentuan Idul Fitri tidak ada dalilnya, kita harus menunggu keputusan pemerintah. Sebab, apabila hal ini dijadikan rujukan. Maka, umat muslim di Amerika kasihan harus menunggu keputusan Presiden Barack Obama mengeluarkan putusan penetapan Lebaran. Hal ini tentu saja tidak boleh terjadi," katanya. Dijelaskannya, penentuan awal dan akhir syawal ditentukan oleh posisi bulan pada penampakan pertama. Adapun penampakan hilal bukan satu-satunya persyaratan dalam menentukan awal sekaligus akhir puasa. Menurutnya, secara astronomis hilal tidak akan mungkin terlihat apabila posisinya masih dibawah 5 derajat diatas ufuk. "Jadi, sampai kapanpun posisi 2 derajat tidak bisa melihat hilal. Pada umumnya, umat Islam dalam menjalankan ibadahnya selalu ditentukan oleh posisi matahari dan peredaran bulan pada poros matahari. Posisi matahari untuk menentukan ibadah salat, sedangkan puasa ditentukan oleh peredaran bulan," ujarnya. (MSU)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper