Oleh Algooth Putranto JAKARTA: Rancangan sistem gerak sepeda hemat energi karya dua siswa SMAN 10 Malang Yusman Ahmad Nur dan Anisa Naziha berhasil medali emas kompetisi desain bergengsi internasional Dreamline 7th International Design Olympiad 2011 yang digelar di Turki. Karya inovatif yang dinamai ‘Environmental Cycle’ ini berhasil menyingkirkan 6.150 peserta lainnya dari 43 negara. Proses seleksi dan penyerahan penghargaan dilangsungkan di Ankara, Turki, pekan lalu. Environmental Cycle adalah inovasi pada sepeda temuan Yusman dan Nisa yang memanfaatkan energi potensial pegas sehingga dapat menghemat tenaga pengendara sepeda hingga 680%, atau hampir tujuh kali lebih hemat tenaga. Apabila menggunakan sepeda biasa, seorang pengendara sepeda harus mengayuh hingga 160 kali untuk menempuh jarak satu kilometer, namun bila menggunakan Environmental Cycle, pengendara cukup mengayuh 23 kali saja. “Ide Environmental Cycle berawal dari kekhawatiran kami akan semakin minimnya sumber mineral yang dikarenakan oleh tingginya penggunaan kendaraan bermotor,” papar Yusman, kemarin. Dia menilai tingkat polusi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor juga semakin tinggi. Salah satu solusi atas permasalahan ini sesungguhnya adalah dengan mengajak masyarakat luas untuk menjadikan sepeda sebagai alat transportasi harian. Namun, dia mengaku sering mendengar keluhan mengendarai sepeda terlalu melelahkan. "Dari permasalahan inilah kami mendapatkan ide untuk menciptakan sepeda yang dapat meringankan upaya penggunanya melalui efesiensi kayuhan." Dengan keterbatasan dana yang ada, Yusman dan Nisa, yang masih duduk di tingkat 10 atau setara tahun pertama di SMAN 10, Malang itu memanfaatkan berbagai barang bekas yang mereka temukan di sekitar sekolah untuk membangun prototipe sepeda impian mereka. Prototipe sepeda yang akhirnya membawa mereka mengharumkan nama bangsa ini dibuat dari bekas alat mesin fotokopi, bekas mesin sepeda motor, serta pegas tua yang mereka temui di toko barang rongsokan. Untuk desain ini Yusman dan Nisa selain mengibarkan Merah Putih di Ankara juga memenangkan hadiah uang sejumlah 3500 Turki Lira, atau senilai kurang lebih Rp20 juta. Keduanya juga berencana menggunakan dana ini untuk membiayai penelitian-penelitian mereka berikutnya. Mereka juga berencana untuk memperoleh hak paten atas hasil karya mereka ini. Nenny Soemawinata selaku Managing Director Putera Sampoerna Foundation menyatakan kemenangan Yusman dan Nisa menjadi bukti bahwa sesungguhnya anak-anak Indonesia memiliki potensi dan talenta yang besar serta kecerdasan yang tinggi. “Yang diperlukan hanyalah akses terhadap pendidikan yang berkualitas agar dapat bersaing di kancah global,” ujarnya. Putera Sampoerna Foundation memasukkan SMAN 10 Malang sebagai bagian dari jaringan Sampoerna Academy sejak 2009. Sampoerna Academy merupakan jaringan sekolah bertaraf internasional berasrama setingkat SMA yang menerima di antara 5-10% teratas siswa berprestasi dan berkarakter dari SMP, khususnya yang berasal dari keluarga prasejahtera, dan memiliki kualitas kepemimpinan di dalam dirinya. “Keberhasilan siswa Sampoerna Academy sangat membanggakan dan ini juga mendorong kami untuk merangkul lebih banyak lagi pihak untuk mendukung penciptaan calon-calon pemimpin bangsa,” ujarnya. (Herdiyan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

15 menit yang lalu
PMI Cirebon Sumbang Remitansi Rp660 Miliar per Tahun

5 hari yang lalu
Jabar Targetkan Bentuk 5.957 Koperasi Desa Merah Putih
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
