BANDUNG (bisnis-jabar.com): Pasokan produk makanan dan minuman impor asal Jepang ke supermarket di Jawa Barat diduga akan mengalami penurunan meskipun penurunannya tersebut tidak terlalu tajam. Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar Hendri Hendarta mengemukakan penurunan pasokan itupun mungkin akan terjadi dalam jangka waktu panjang. Menurut dia, importir biasanya memiliki stok barang dalam jangka waktu tertentu untuk produk-produk tahan lama. “Kalau sekarang belum kelihatan adanya penurunan. Itu bergantung pada pasokan produk dari importir ke supermarket,” katanya hari ini. Dia mengatakan konsumen juga seharusnya tidak terlalu mengkhawatirkan isu radiasi para produk asal Jepang sebab importir tidak akan berlaku sembarangan dalam mengambil produk. Di sisi lain, pemerintah pun akan memperketat berbagai produk asal Jepang. Hendri mengemukakan produk asal Jepang biasanya dijual pada supermarket khusus, seperti di Bandung a.l di Jalan Setiabudhi dan Riau Junction. Produk itu, katanya, terutama diserap oleh ekspatriat asal Jepang serta masyarakat penggemar makanan dan minuman Jepang. Hendri memperkirakan produk impor asal Jepang yang beredar di supermarket di Jabar mencapai 15% dari total produk impor. Produk impor yang merajai pasar supermarket di Jabar sekarang ini adalah produk asal Thailand sebesar 40%.(hh)
Produk asal Jepang masih tersedia di supermarket
BANDUNG (bisnis-jabar.com): Pasokan produk makanan dan minuman impor asal Jepang ke supermarket di Jawa Barat diduga akan mengalami penurunan meskipun penurunannya tersebut tidak terlalu tajam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yanto Rachmat Iskandar
Editor : Yanto Rachmat Iskandar
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
BlackRock Tancap Gas Borong 2 Saham Batu Bara pada 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
23 jam yang lalu
Garut Cari Calon Petani untuk Garap 371 Hektare Lahan
2 hari yang lalu