Bisnis.com, BANDUNG--Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman memonitor kondisi lalu lintas di sejumlah titik berpotensi macet lewat konferensi video bersama petugas Dinas Perhubungan Jabar yang tersebar di lapangan.
Monitoring berlangsung di Jabar Command Center, kompleks Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (7/4/2025).
"Monitoring arus balik Lebaran 1446 Hijriah ini tidak selalu harus ke lapangan. Kita juga kemarin ke lapangan, berbagi tugas. Pak Gubernur langsung on the spot dan kita pun melakukan monitoring secara digital atau blusukan digital. Kelebihannya kita bisa langsung memonitor banyak titik sekaligus," tutur Herman Suryatman.
"Dalam detik menit yang sama kita bisa melihat bagaimana kondisi lalu lintas di Cimahi, Jalan Makam Sunan Gunung Djati (Cirebon), Parung Kuda (Bogor), Palimanan, Padalarang, Kota Bogor, semua bisa kita pantau," sambung Herman.
"Pokoknya di 27 Kabupaten/Kota bisa kita lihat dari CCTV melalui Jabar Command Center ini," imbuhnya.
Herman mengungkap secara umum arus lalu lintas di musim Lebaran tahun 2025 jauh lebih lancar dibanding dengan musim libur Lebaran sebelumnya. Namun ia juga menyebut masih terdapat beberapa titik yang arus lalu lintasnya relatif padat, seperti jalur dari dan ke arah Kabupaten Garut atau Tasikmalaya.
Baca Juga
Adapun contoh kawasan yang arus lalu lintasnya terpantau lebih lancar dari biasanya, yakni di kawasan Cirebon. "Tentu datanya nanti yang pasti kita bisa koordinasi dengan jajaran Polri, yang jelas arus lalu lintas secara umum lebih lancar," ucapnya.
"Bisa terlihat di H+7, hari ini, di Jabar Command Center tidak ada yang macet total. Ada yang macet sedikit, contohnya di Jalan Makam Sunan Gunung Djati karena memang lalu lintas orang yang mau berziarah, tapi secara umum yang lain lancar-lancar saja," katanya.
Herman mengatakan, puncak arus balik di Jabar terjadi pada Minggu (6/4/2025). Ia menyebut, dari pemantauan yang dilakukan sejak enam hari sebelum Lebaran, arus mudik, dan tujuh hari setelah Lebaran untuk arus balik, lalu lintas Jabar pada umumnya kondusif.
Herman mengungkap pula bahwa Pemprov Jabar, lewat gagasan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi telah menjalankan terobosan, yakni pemberian insentif untuk pengayuh becak, kusir delman, dan sopir angkot di beberapa titik yang menjadi simpul kemacetan.
"Cukup signifikan insentif yang diberikan. Ini kan luar biasa, mereka bisa libur dan hasilnya lalu lintas menjadi lancar, tapi tidak ada pihak yang dirugikan," tutur Herman.
Untuk pengayuh becak, insentif yang diberikan sampai Rp3 juta melalui Bank Jabar Banten (bjb), yakni sebelum Lebaran Rp1,5 juta dan setelah Lebaran dengan jumlah yang sama, serta sembako dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Jabar.
Selain itu, pungutan liar maupun aksi premanisme juga ditindak cepat dengan proses hukum berkat kolaborasi dengan aparat setempat.
"Tak kalah penting terkait keamanan dan ketertiban masyarakat, kita saksikan kemarin ada beberapa aksi premanisme dan oleh jajaran Polri langsung ditindak dan diamankan," ucapnya.
Tak cuma itu, Herman juga memastikan selama musim Lebaran, bahan pokok penting tersedia untuk masyarakat dengan harga terkendali.
"Ada beberapa yang meleceng (naik), terutama cabai rawit, tapi sekarang mulai turun. Beras konsumsi utama kita juga lancar, inflasi terkendali selama Lebaran ini," katanya.
Kemudian terkait kebencanaan, Herman juga menyebut, sejumlah daerah di Jabar mengalami bencana, di antaranya Kabupaten Karawang, Bandung, Kuningan, Cirebon, Sumedang, Kota Banjar, yang sudah ditangani dengan respons cepat baik BPBD provinsi/kabupaten/kota di Jabar, serta pihak terkait lainnya.