Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Majalengka Deflasi 0,16% pada Februari 2025, Ini Pemicunya

Penurunan harga di sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan dampak signifikan terhadap deflasi di Majalengka
Pengunjung memilih barang kebutuhan di salah satu supermarket di Depok, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung memilih barang kebutuhan di salah satu supermarket di Depok, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, MAJALENGKA — Kabupaten Majalengka mengalami deflasi sebesar 0,16% secara year on year (YoY) pada Februari 2025. Hal ini tercermin dari Indeks Harga Konsumen (IHK) yang tercatat sebesar 105,84.

Deflasi tersebut terutama disebabkan oleh penurunan harga di kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun hingga 16,67%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Majalengka, Joni Kasmuri mengatakan, penurunan harga di sektor tersebut menjadi faktor utama dalam tekanan deflasi pada Februari 2025. 

"Turunnya harga di sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan dampak signifikan terhadap deflasi di Kabupaten Majalengka pada Februari 2025," kata Joni, Selasa (4/3/2025).

Menurut Joni, deflasi secara tahunan menunjukkan harga-harga di Majalengka pada Februari 2025 secara umum lebih rendah dibandingkan dengan Februari 2024.

Namun, tidak semua sektor mengalami penurunan harga. Beberapa kelompok pengeluaran justru mengalami kenaikan indeks, yang mengindikasikan adanya peningkatan harga di sektor-sektor tertentu.

Meskipun deflasi terjadi, beberapa kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan sebesar 1,34%. Kelompok pakaian dan alas kaki juga naik cukup signifikan sebesar 3,70%.

"Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,38%. Sementara itu, kelompok kesehatan mengalami kenaikan sebesar 2,98%, yang kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya biaya layanan kesehatan dan harga obat-obatan," jelas Joni.

Selain itu, kelompok transportasi juga mengalami kenaikan sebesar 0,60%. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,21%. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya meningkat 2,23%, sedangkan kelompok pendidikan naik 1,34%.

Kenaikan harga juga terjadi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran yang naik 1,41%. Namun, yang paling mencolok adalah kenaikan pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mencapai 10,24%.

"Kenaikan pada kelompok perawatan pribadi ini menunjukkan adanya peningkatan harga pada produk-produk perawatan tubuh dan jasa kecantikan," tambah Joni.

Selain deflasi secara tahunan, Kabupaten Majalengka juga mengalami deflasi secara bulanan (month to month/MtM) sebesar 0,97% pada Februari 2025 dibandingkan dengan Januari 2025.

"Deflasi ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat kemungkinan masih mengalami tekanan atau ada faktor musiman yang menyebabkan harga turun," kata Joni.

Sementara itu, tingkat deflasi year to date (ytd) atau dari awal tahun hingga Februari 2025 mencapai 1,30%.

Deflasi sepanjang 2025 juga menunjukkan tren harga yang menurun sejak awal tahun. Beberapa faktor yang mempengaruhi deflasi ini antara lain turunnya harga bahan bakar rumah tangga, stabilnya pasokan bahan pokok, serta penyesuaian harga listrik yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Joni, deflasi bisa membawa dampak positif maupun negatif bagi perekonomian. Di satu sisi, turunnya harga barang dan jasa dapat meningkatkan daya beli masyarakat karena harga menjadi lebih terjangkau.

Namun, di sisi lain, deflasi yang berkepanjangan bisa menjadi indikasi melemahnya permintaan dan perlambatan ekonomi.

"Jika harga terus menurun, produsen dan pelaku usaha mungkin akan mengurangi produksi, yang bisa berdampak pada penurunan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat," katanya.

Untuk itu, ia mengimbau para pelaku usaha dan pemerintah daerah untuk terus memantau kondisi ekonomi dan melakukan langkah-langkah strategis agar stabilitas harga tetap terjaga. 

"Keseimbangan antara pasokan dan permintaan harus diperhatikan agar tidak terjadi deflasi yang terlalu dalam," imbuhnya.

Melihat tren yang ada, Joni berharap perekonomian di Majalengka tetap stabil dengan laju inflasi yang terkendali. Ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menjaga stabilitas harga melalui kebijakan yang tepat, seperti pengendalian harga bahan pokok dan subsidi energi.

"Kami dari BPS akan terus memantau perkembangan harga dan memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat serta pemangku kebijakan agar bisa mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi perubahan harga," katanya.

Dengan kondisi ini, masyarakat Majalengka diharapkan tetap bijak dalam mengelola keuangan dan memanfaatkan momentum harga yang stabil untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper