Bisnis.com, CIREBON - Sebanyak 2.250 personel Badan SAR Nasional (Basarnas) disiagakan pada momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) untuk mengantisipasi kejadian membahayakan nyawa manusia baik di darat atau pun laut.
Kepala Kantor SAR Bandung Hery Marantika mengatakan libur panjang Nataru selalu diikuti oleh peningkatan aktivitas masyarakat di berbagai lokasi, baik di tempat wisata, jalur transportasi, maupun daerah rawan bencana.
"Basarnas sudah menyiapkan segala sumber daya yang ada untuk mendukung kelancaran dan keamanan masyarakat," kata Hery, Selasa (17/12/2024).
Selain personel Basarnas, sebanyak 17.010 potensi SAR terlatih dari berbagai elemen juga dilibatkan. Belasan ribu potensi SAR tersebut terdiri dari seperti TNI, Polri, pemerintah daerah, dan relawan.
Hery mengatakan, Basarnas tidak hanya mengandalkan kekuatan personel, tetapi juga mengerahkan berbagai alat utama (alut) darat, laut, dan udara.
“Kami menyiapkan sejumlah alut, seperti helikopter Dauphin dan AW 139, Kapal SAR, perahu karet, drone thermal untuk pemantauan, dan kendaraan darat yang akan disebar di titik-titik strategis,” ungkap Herry.
Baca Juga
Dengan kesiapan ini, ia berharap penanganan situasi darurat, seperti kecelakaan atau bencana alam, bisa dilakukan secara lebih cepat dan efektif.
“Respons cepat menjadi kunci dalam kegiatan pencarian dan pertolongan. Karena itu, segala sarana dan prasarana telah kami siapkan dengan maksimal,” tambahnya.
Hery memaparkan Basarnas akan memfokuskan kegiatan siaga khusus ini di sejumlah lokasi yang berpotensi menjadi pusat keramaian selama libur Nataru.
Lokasi-lokasi tersebut meliputi, daerah rawan bencana, seperti banjir, longsor, dan cuaca ekstrem; pelabuhan dan penyebrangan yang diperkirakan akan dipadati penumpang; bandara, terminal, dan stasiun, sebagai pusat mobilitas masyarakat; tempat wisata, yang menjadi tujuan utama liburan keluarga.
Kemudian, jalan tol dan jalur utama, untuk mengantisipasi kemacetan serta kecelakaan lalu lintas, dan posko terpadu Basarnas yang akan menjadi pusat koordinasi di berbagai daerah.
“Di wilayah Jawa Barat khususnya, kami akan menempatkan personel di beberapa titik rawan seperti jalur wisata Puncak, Pelabuhan Ratu, kawasan Ciwidey, dan lokasi lain yang sering dikunjungi masyarakat. Koordinasi dengan instansi terkait juga sudah kami lakukan untuk memastikan semua berjalan lancar,” kata Herry.
Selain mengantisipasi tingginya aktivitas masyarakat, Hery mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang kerap terjadi pada akhir tahun.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah diprediksi mengalami peningkatan curah hujan yang bisa memicu bencana banjir dan tanah longsor.
“Kami mengimbau masyarakat yang akan bepergian atau berwisata untuk selalu memantau perkembangan cuaca. Jangan memaksakan diri ketika kondisi alam tidak memungkinkan. Tim kami juga sudah siap di lokasi-lokasi yang sering terdampak bencana untuk memberikan bantuan cepat,” ujar Hery.