Bisnis.com, BANDUNG--Jawa Barat menargetkan bisa menjadi pencetak produksi susu tertinggi di Indonesia dalam 5 tahun ke depan.
Hal ini diungkapkan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman saat meresmikan Taman Argo Wisata Edukasi Ternak Sapi Perah Cikole di UPTD Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan Ternak Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (30/10/2024).
Dalam acara tersebut, Herman menuturkan bahwa potensi peternakan sapi di Jabar sangat besar. Apalagi, Jabar menjadi salah satu produsen susu sapi terbesar di Indonesia.
"Semua potensi (peternakan) akan kita optimalkan, salah satu konsen kami yakni sapi perah," katanya dikutip dari rilis Humas Jabar, Kamis (31/10/2024).
"Kita sedang menyiapkan grand design. Tentu akan dieksekusi dalam lima tahun ke depan. Kami menargetkan Jawa Barat menjadi provinsi dengan produksi susu tertinggi di Indonesia,” imbuhnya.
Untuk mengejar target tersebut, menurutnya perlu peningkatan populasi dan kualitas produksi peternak sapi perah di Jabar. Pemda Provinsi Jabar juga tengah menyiapkan desain strategis yang akan dieksekusi secara bertahap selama lima tahun ke depan.
Baca Juga
“DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan) motor penggerak penguatan ketahanan pangan di Jawa Barat. Diharapkan, melalui inisiatif ini, produksi susu sapi di Jawa Barat bisa meraih posisi nomor satu nasional. Tidak hanya sekadar wacana, kita akan pastikan program ini dilaksanakan secara konkret," tambahnya.
Upaya ini sebetulnya penuh tantangan. Pascapenyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak, Rupanya berdampak pada Realisasi Indikator Kinerja Utama DKPP Provinsi Jawa Barat yang belum tercapai. Yaitu Produksi Susu yang menurun akibat wabah PMK.
Kesenjangan pun terjadi antara target produksi susu dan realisasinya. Yakni, pada 2022 sebesar 409.032 ton tapi realisasinya hanya mencapai 264.834 ton dengan populasi sapi perah mencapai 110.005 ekor.
DKPP Jabar mencatat hal ini terjadi karena akar permasalahannya berasal dari populasi, produksi dan produktivitas sapi perah yang belum memenuhi target yang diharapkan.