Bisnis.com, BANDUNG — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai perlu adanya kolaborasi semua pihak untuk meningkatkan kemampuan perekonomian di tingkat bawah.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan salah satu perbaikan kondisi masyarakat yang perlu dilakukan untuk jangka panjang adalah dengan memperbaiki generasi melalui pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrem.
LPS sendiri hari ini telah menyalurkan bantuan program pangan untuk mengintervensi pengentasan stunting di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jumat (4/10/2024).
Ia mengakui, LPS terus berupaya untuk terus berperan aktif dalam membantu penurunan angka stunting di Indonesia melalui Program LPS Peduli Bakti Bagi Negeri.
“Saat ini LPS bekerja sama dengan Yayasan CARE Indonesia memberikan bantuan guna meningkatkan kesehatan dan taraf hidup masyarakat di Kecamatam Pangalengan, Kabupaten Bandung Jawa Barat,” ungkap dia usai penyaluran bantuan.
Ia meyakini dengan semakin banyaknya pihak yang berperan aktif dan menjadikan masalah stunting ini perhatian penting, maka secara tidak langsung langkah ini adalah langkah persiapan generasi penerus yang berkualitas.
Baca Juga
“Bantuan yang diberikan diharapkan dapat berpengaruh kepada generasi muda di masa depan. Selain itu, dukungan program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan anak dan ibu hamil di kalangan orang tua dan masyarakat secara umum,” ujar Purbaya.
Adapun, bentuk dukungan LPS dalam program ini selama kurang lebih lima bulan, dengan rangkaian kegiatan antara lain, Memberikan beragam pelatihan kepada kader Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan.
Kemudian, Memberikan Pemberian Makanan Tambahan kepada 182 anak dengan kategori stunting, wasting, dan underweight, dan 58 ibu hamil dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK) kepada masyarakat yang tersebar di Desa Banjarsari, Desa Margamukti, dan Desa Sukamanah, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Serta, Memberikan dukungan peralatan kesehatan kepada posyandu dan menyediakan kebun gizi per kelompok untuk masyarakat di Kec. Pangalengan, Kab. Bandung, Jawa Barat.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung, Ruli Hadiana mengatakan, penurunan prevalensi stunting menjadi salah satu program utama pemerintah Kabupaten Bandung dan memerlukan dukungan serta partisipasi dari seluruh pihak.
“Kami sangat mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif dan kolaborasi untuk penurunan stunting ini. Kami yakin akan dapat mencapai target penurunan prevalensi stunting untuk Kabupaten Bandung tahun 2024 sebesar 17 persen,” ujarnya.
Implementasi percepatan penurunan stunting ini akan dilakukan dengan pendekatan holistik melalui intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan anak akan dilakukan melalui pendampingan pengembangan kebun gizi dan PMT.
Pemulihan yang akan dikelola oleh 12 kelompok Dapur Sehat dengan 72 personil kader yang berkoordinasi dengan Puskesmas, perangkat desa dan perwakilan masyarakat desa. Ke-12 kelompok akan memastikan pelaksanaan PMT Pemulihan selama 90 hari.
Di periode yang sama, intervensi sensitif juga akan dilakukan untuk peningkatan pengetahuan masyarakat terkait perilaku hidup sehat dan kelas pengasuhan. Partisipan program akan memfokuskan pada sekitar 240 anak balita dengan kondisi stunting, underweight dan wasting serta ibu hamil dengan KEK, anemia dan ibu menyusui hingga Desember 2024.
Nantinya, Pemantauan implementasi program akan dilakukan secara terperinci melalui pemantauan lapangan, dan pemantauan realtime melalui CARE Stunting Reduction Dashboard setiap kali PMT diberikan.
“Selain itu, pemantauan berkala tiap dua minggu, bulanan, tiap tiga bulan dan akan dilakukan untuk memastikan implementasi yang dilakukan membawa perbaikan gizi dan pemahaman partisipan,” tandasnya.