Bisnis.com, BANDUNG— Perusahaan teknologi manajemen antrean, AntriQue kini bertransformasi menjadi WaitHub untuk menyasar market yang lebih luas.
CEO & Co Founder WaitHub Khafid Gunawan mengatakan perusahaan startup yang bergerak di bisnis manajemen kunjungan ini menjadi inovasi yang baik untuk ekosistem bisnis secara luas.
“WaitHub ini kita berangkat dari masalah sederhana yaitu menunggu, yang awalnya menunggu itu sebagai masalah kita konfersikan menjadi benefit dan opportunity baru,” ungkap Gunawan, Rabu (14/8/2024).
Sebelum teknologi ini dibuat, menunggu antrean untuk mendapatkan layanan di sebuah perusahaan atau fasilitas publik menjadi hal yang sangat membosankan. Sehingga, banyak orang harus menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menunggu giliran.
Maka dengan flatform WaitHub ini, aktivitas menunggu bisa lebih efektif. Lantaran, bisa menunggu bagian sembari beraktivitas yang lain tanpa harus takut terlewat nomor antrean.
“Untuk pemilik pelayanan, itu menjadi data analitik dan untuk area sekitar orang bisa menunggu sambil beli makanan, ataupun kita sebagai masyarakat menunggu itu sebagai previlage kita lebih nyaman bisa nunggu dimana saja,” jelasnya.
Baca Juga
Sejak beroperasi empat tahun lalu dengan nama AntriQue, layanannya sudah digunakan di lebih dari 2.000 lokasi.
“Soalnya misal satu partner, Icolor Apple service itu kita kerjasama sudah implementasi seluruh Indonesia di 40 cabang. Sehingga dampak yang kami berikan itu lebih luas, dan secara user selama kami berjalan itu sudah digunakan oleh 7 juta orang mengantre lebih nyaman dengan WaitHub,” ungkapnya.
Ia juga mengklaim, dengan adanya pemanfaatan fitur di WaitHub ini, juga berdampak pada pendapatan perusahaan tersebut dan juga area usaha di sekitarnya.
“Sekarang kan nunggu pakai WaitHub itu bisa ditinggal, bisa makan dulu di area kuliner, bisa aktivitas lainnya juga,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, saat ini pihaknya mengerucutkan layanan dengan berfokus di enam sektor utama. Yakni, Pariwisata, Kesehatan, Food & Beverage, Service Center dan Telekomunikasi dan Perbankan.
“Sektor utama saat ini yang paling banyak menggunakan itu di perbankan lalu di kesehatan dan pariwisata kemudian juga service center, itu yang menjadi sektor-sektor utama,” jelasnya.
Ia juga menargetkan akan memperluas layanan di tahun ini menjadi di 5.000 titik. Sehingga diharapkan eskosisyem ini bisa terbentuk masiv.
Bahkan, ia mengklaim, terjadi peningkatan pendapatan dari sektor usaha yang menggunakan atrean online ini. Salah satunya yakni wahana pariwisata yang bisa meningkatkan pendapatan lebih dari 50% karena kemudahan antrean.
“Makanya salah satu salah satu sektor yang kami fokuskan itu di pariwisata, yang awalnya di satu wahana itu sehari 1.200 orang mengantre dengan adanya efisiensi ini bisa sampai 1800 lebih orang,” jelasnya.
“Sehingga bisa naik 50% lebih dari kapasitas yang awalnya misal pendapatannya Rp50 juta sekarang bisa menjadi Rp75 juta per hari, sangat signifikan peningkatan nya,” imbuhnya.
Sementara itu, Asisten Direktur Bidang Kewirausahaan Direktorat Kawasan Sains & Teknologi dan Inkubasi Bisnis ITB, Irwan Gumilar menilai, inovasi WaitHub memang sudah terlihat berpotensi sejak mengikuti inkubasi bisnis yang digelar pihaknya.
Ia mengapresiasi lantaran WaitHub bisa mengonversi masalah menjadi peluang dan pendapatan.
“Kami melihat memang ini idenya briliant, mencoba membuat masalah menjadi benefit dan opportunity dan kami yakin AntriQue saya kira bisa berkembang,” jelasnya.
Saat ini dengan hadirnya WaitHub yang sudah merambah ke market global menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya untuk mengembangkan potensi serupa agar terus lahir inovator baru dari institusi pendidikan.
“Harapan kami, memang WaitHub bisa menjadi salah satu startup kami yang berhasil,” jelasnya.