Bisnis.com, BANDUNG—Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat memperoleh laporan jika pedagang daging ayam di lima daerah melakukan mogok jualan.
Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jabar Eem Sujaemah mengatakan aksi ini dipicu oleh tingginya harga daging ayam hingga Rp50.000 per kilogram.
“Laporan mogok jualan datang dari Cikarang, Bekasi, Karawang, Subang, Cirebon dan Sumedang juga,” katanya kepada Bisnis, Selasa (27/6/2023).
Menurutnya kenapa terjadi kenaikan dan demo karena dipicu oleh kenaikan harga ayam di tingkat peternak. Pangkal persoalannya adalah naiknya harga pakan ayam juga jagung pipilan di tingkat petani.
“Pasokan jagung buat pakan kurang, sementara biaya produksi untuk pembelian pakan nyampe 70 persen, imbasnya harga ayam naik,” tuturnya.
Disperindag Jabar saat ini tengah berkoordinasi dengan DKPP Jawa Barat untuk mencari solusi jangka pendek mengatasi persoalan pasokan pakan. Di sisi lain berdasarkan petunjuk dari pemerintah pusat, kelangkaan jagung akan ditutup dengan import.
“Ini untuk mengatasi kelangkaan jagung, mau bagaimana lagi meski orang bertanya kenapa import?” katanya.
Sebelumnya, Disperindag Jabar juga sudah menganalisa kelangkaan pakan ini menyeret kenaikan harga telur ayam di pasaran.
Kepala Disperindag Jabar Noneng Komara Nengsih mengatakan, bahan pakan ternak khususnya jagung pipilan yang melambung berdampak pada harga telur di wilayah Jabar.
"Jagung ini kan bahan dari pakan ternak, sehingga ketika pakannya meningkat, telurnya juga meningkat," katanya, Minggu (25/6/2023).
Ditambah kebanyakan pakan ternak di wilayah Jabar masih mengandalkan impor. Ketika harga bahan makan ternak ini maka akan mempengaruhi harga hasil produksi peternakan.