Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BSI Perkuat Ekonomi Akar Rumput dengan Pemberdayaan dan Digitalisasi Layanan

Regional Chief Executive Officer (RCEO) BSI 6 Bandung Alhuda Djanis menjelaskan bahwa upaya strategis tersebut tidak hanya sekadar untuk memenuhi target bisnis.
BSI terus memberikan pendampingan termasuk relaksasi dan restrukturisasi kredit bagi UMKM saat pandemi Covid-19 melanda.
BSI terus memberikan pendampingan termasuk relaksasi dan restrukturisasi kredit bagi UMKM saat pandemi Covid-19 melanda.

Bisnis.com, SUMEDANG - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus berupaya memperkuat peran dalam mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Komitmen itu dilakukan BSI sebagai salah satu cara memperkokoh ekonomi di tataran akar rumput melalui pemberdayaan dan digitalisasi layanan keuangan syariah.

Regional Chief Executive Officer (RCEO) BSI 6 Bandung Alhuda Djanis menjelaskan bahwa upaya strategis tersebut tidak hanya sekadar untuk memenuhi target bisnis. Namun juga sebagai bentuk keseriusan perseroan memberdayakan jutaan umat lewat UMKM.

Hal itu menurutnya sejalan dengan program pemerintah yaitu Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Di mana UMKM terdampak krisis akibat pandemi Covid-19, belum lagi menghadapi kondisi ekonomi yang diproyeksikan menantang tahun depan.

Di sisi lain, kata Alhuda, peran UMKM terhadap perekonomian nasional tidak bisa dipandang sebelah mata. Segmen UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dengan kontribusi 60,51% bagi produk domestik bruto (PDB), menyumbang 15,65% ekspor non-migas, 99% dari total pelaku usaha di Indonesia atau sekitar 64,2 juta.

“Dukungan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. memberdayakan dan mengembangkan bisnis UMKM dengan masif terus dilakukan sebagai mitra bisnis,” kata Alhuda saat dihubungi Bisnis, belum lama ini.

Menurutnya, dampak pandemi Covid-19 sejak awal 2020 berimbas pada melemahnya konsumsi rumah tangga atau menurunnya daya beli masyarakat secara luas.

Selain itu, BSI pun mendorong pelaku UMKM memperbesar transaksi keuangan syariah. Yaitu melalui pembukaan tabungan, giro, QRIS, EDS mapun cash management system (CMS) untuk mendukung transaksi keuangan berdasarkan prinsip syariah.

“Selanjutnya perlu pemberdayaan UMKM, terutama untuk melakukan pelatihan dan pendampingan melalui UMKM Centre Management, baik di bidang manajemen keuangan, produksi, dan sebagainya,” ujar Alhuda menegaskan.

Alhuda pun menuturkan, penguatan UMKM melalui upaya-upaya yang dilakukan BSI tersebut akan terus ditingkatkan. Karena di tengah krisis akibat pandemi dan ancaman resesi global, UMKM menjadi sangat rentan dari sisi permodalan. Langkah ini juga menjadi komitmen dukungan agar UMKM di Tanah Air terus bertumbuh dan berkontribusi terhadap penguatan perekonomian nasional.

Hal itu dirasakan Agus, pemilik Rumah Makan Rus Ras asal Majalengka, Jawa Barat. Dia menuturkan, dampak pandemi sangat berpengaruh pada omzet penjualan.

"Sudah pasti bagi kita para UMKM sangat berdampak karena berkurangnya pengunjung dan pelanggan," ujarnya.

Oleh karena itu, dirinya mengaku sempat terpuruk dengan turunnya omset hingga ditutupnya salah satu cabang rumah makannya. Akibat pandemi, pemerintah membatasi interaksi sosial ekonomi secara langsung. Hal itu membuat rumah makan milik Agus sepi pelanggan.

Pasalnya, kebanyakan pelanggan adalah masyarakat sekitar dan pengunjung yang lewat dari dan ke Kabupaten Majalengka. Adapun Rumah Makan Rus Ras terletak di dekat akses Bandara Kertajati. Di sisi lain Agus masih memiliki pembiayaan KUR yang harus dilunasi di BSI. Di tengah kesulitan tersebut, BSI terus memberikan pendampingan termasuk relaksasi dan restrukturisasi kredit bagi UMKM saat pandemi Covid-19 melanda.

Lebih lanjut, BSI dalam mendukung pemulihan UMKM dan memajukan ekonomi kerakyatan tersebut dilakukan melalui sokongan pembiayaan, baik lewat program Kredit Usaha Rakyat (KUR), pembiayaan mikro non-subsidi, dan SME.

Adapun BSI hingga Triwulan 3 telah menyalurkan pembiayaan untuk segmen UMKM mencapai Rp40,8 triliun dengan kualitas pembiayaan yang sangat baik. Nilai tersebut sekitar 23,05% dari total portofolio pembiayaan BSI.

“Dengan memberikan perhatian lebih kepada segmen UMKM, ke depan perseroan akan terus berperan aktif sebagai pemain utama di industri keuangan syariah. Sehingga mampu dalam mendukung penguatan serta pemulihan ekonomi nasional melalui ekonomi syariah,” ujarnya optimistis.

Sebagai informasi, kinerja Bisnis Mikro BSI per 30 November 2022 memiliki portofolio outstanding sebesar Rp19,06 triliun, tumbuh 36,72% secara tahunan baik untuk KUR maupun non KUR. Sedangkan untuk BSI RO 6 Bandung saat ini telah menyalurkan pembiayaan mikro sebesar Rp1,54 triliun, tumbuh sebesar 31,62% secara tahunan.

Dia pun menjelaskan, dalam meningkatkan pemberdayaan agar UMKM mampu naik kelas, perseroan juga menghadirkan portal Salam Digital. Melalui portal tersebut akan mendorong pelaku usaha dan masyarakat mengakses layanan pembiayaan dan transaksi perbankan syariah lebih mudah dan cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper