Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Telur Ayam di Cianjur Turun Menjadi Rp27.000 per Kg

Harga telur ayam saat ini sudah kembali normal di angka Rp27.000 per kilogram yang sebelumnya sempat merangkak naik.
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, CIANJUR - Harga telur ayam di Pasar Induk Pasirhayam, Kabupaten Cianjur, mulai mengalami penurunan harga dari Rp35.000 menjadi Rp27.000 per kilogram, seiring meningkatnya produksi telur di tingkat peternak lokal di Cianjur.

Kepala UPTD Pasar Induk Cianjur Doni Wibowo mengatakan harga telur ayam saat ini sudah kembali normal di angka Rp27.000 per kilogram yang sebelumnya sempat merangkak naik karena peternak mengurangi produksi akibat mahalnya pakan.

"Sudah dua hari terakhir harga telur ayam kembali ke harga normal, seiring tingginya produksi telur di tingkat peternak. Selama ini pasokan telur berasal dari peternak lokal di sejumlah kecamatan di Cianjur," katanya, Minggu (18/9/2022).

Sehingga, ungkap Doni, kenaikan harga BBM tidak terlalu mempengaruhi harga telur. Sedangkan harga daging ayam sampai minggu kedua bulan September masih bertahan di angka Rp38.000 per kilogram, untuk harga kebutuhan pangan lainnya seperti minyak goreng, terigu dan gula masih normal.

Pedagang telur di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Dadan mengatakan harga telur sudah kembali normal sejak dua hari terakhir di angka Rp27.000 per kilogram, sehingga angka penjualan kembali normal. Per hari pedagang dapat menjual 100 sampai 150 kilogram telur.

"Bulan sebelumnya harga telur merangkak naik hingga Rp35.000 per kilogram, namun sejak dua hari terakhir kembali turun dan mendekati harga normal. Untuk penjualan yang sempat menurun kembali meningkat," katanya.

Peternak ayam di Kecamatan Cikalongkulon, Azmi mengatakan angka produksi telur ayam kembali meningkat karena peternak memilih membuat pakan sendiri guna menekan tingginya pengeluaran untuk pakan yang harganya mahal sejak beberapa bulan terakhir.

"Kalau tidak disiasati kami akan merugi karena stok yang ada tidak terjual. Sejak dua pekan terakhir kami tidak mengandalkan pakan dari luar negeri atau pakan impor karena harganya melambung tinggi. Kami pakai pakai buatan sendiri agar biaya produksi tidak lagi mahal," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper