Bisnis.com, PURWAKARTA - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta mengungkapkan peristiwa bencana alam sepanjang 2021 di wilayah ini cenderung turut dibanding tahun sebelumnya.
"Untuk bencana alam, di 2021 kemarin itu intensitasnya relatif menurun. Dari catatan kami, bencana alam hanya terjadi pada awal tahun saja. Yakni, bencana longsor, pergeseran tanah dan genangan air," ujar Kepala DPKPB Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono, Rabu (12/1/2022).
Dia menjelaskan, untuk tanah longsor dan pergeseran tanah, sepanjang 2021 kemarin terjadi 10 kasus itupun skala kecil. Salah satunya di wilayah Kecamatan Pondoksalam, Tegalwaru dan Sukasari.
Sedangkan, untuk genangan air, itu tejadi 6 kasus yang kebanyakan di wilayah kota. Kemudian, untuk bencana puting beliung, terjadi satu kasus.
Terkait kasus kebakaran, kata dia, sejauh ini menjadi salah satu yang paling diwaspadai. Dia menjelaskan, sejumlah kecamatan yang ada di wilayahnya merupakan daerah rawan kebakaran apalagi saat musim kemarau.
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi salah satu yang paling diwaspadai. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kebakaran ini. Disamping karena faktor alam, juga akibat kelalaian manusia (human error).
"Musim kemarau, memang menjadi salah satu penyumbang terbesar peningkatan kasus kebakaran di wilayahnya," kata dia.
Dia menjelaskan, dari hasil pemetaan ada beberapa wilayah yang paling diantisipasi. Semisal, Kecamatan Purwakart kota, Jatiluhur, Babakan Cikao, Sukatani, dan Bungursari. Hal itu, menilik dari intensitas kejadian yang memang selama ini kerap terjadi di wilayah-wilayah tersebut.
Dia menjelaskan, dua tahun terakhir kasus kebakaran yang terjadi di wilayahnya terbilang cukup tinggi. Pada 2017 misalnya, jumlah kasus kebakaran ini mencapai 184 kejadian. Sementara, di 2018 lalu jumlah kasusnya meningkat, jadi 300 kejadian. Bahkan, hingga menelan lima korban jiwa.
Di 2019, itu meningkat lagi jadi 438 kasus. Sedangkan, untuk 2020 kemarin itu kasusnya menurun, yakni hanya terjadi 70 kasus. Namun, di 2021 ini kembali naik lagi menjadi 104 kasus terhitung Januari hingga November kemarin," jelas dia.
Dia menambahkan, di 2021 kemarin personelnya kebanyakan melakukan upaya penyelamatan. Misalnya, penyelamatan dan penghancuran sarang tawon yang meresahkan warga, kemudian penyelamatan orang tenggelam dan Animal Rescue. Termasuk, penyelamatan orang sakit. (K60)