Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Purwakarta Minimalkan Potential Loss Pajak di Sektor Hotel dan Resto

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Purwakarta Asep Supriatna optimistis bisa merealisasikan pendapatan asli daerah (PAD) di 2022 nanti, meski targetnya naik 21,87 persen dari tahun ini.
Kepala Bapenda Kabupaten Purwakarta Asep Supriatna
Kepala Bapenda Kabupaten Purwakarta Asep Supriatna

Bisnis.com, PURWAKARTA - Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Purwakarta Asep Supriatna optimistis bisa merealisasikan pendapatan asli daerah (PAD) di 2022 nanti, meski targetnya naik 21,87 persen dari tahun ini.

"Kami bersama seluruh jajaran di Bapenda telah merancang strategi guna memaksimalkan PAD tahun depan," ujar Asep kepada Bisnis.com, Jumat (31/12/2021).

Asep berpendapat, saat ini jajarannya sedikit diuntungkan karena saat ini para pelaku usaha pun mulai bermunculan, semisal pelaku usaha kuliner atau rumah makan dan restoran. Ini, menurutnya, bisa menjadi peluang bagi jajarannya untuk mengoptimalkan PAD.

"Kami yakin, pendapatan pajak dari sektor perhotelan dan restoran bisa digenjot secara maksimal di 2022 nanti," jelas dia.

Asep tak menampik, sejauh ini masih terdapat potensial pajak yang loss. Semisal, banyak rumah makan tradisional yang belum terdata wajib pajak. Kemudian, disinyalir masih banyak wajib pajak (WP) yang 'nakal' yakni memanipulasi besaran pajak yang harus dibayarkan ke negara.

"Sebenarnya, kita sudah memasang alat monitoring transaksi usaha berbasis online (Tapping Box) untuk mengantisipasi banyaknya potensi pajak yang loss itu. Tapi, memang belum maksimal," kata dia.

Sampai saat ini, lanjut Asep, sudah ada puluhan titik Tapping Box yang telah dipasang di sejumlah hotel dan rumah makan, termasuk di tempat hiburan malam (THM). Hanya saja, masih banyak di antaranya para pelaku usahannya yang disinyaril menonaltifkan alat tersebut.

"Sebenarnya, Tapping Box ini cukup efektif untuk meminimalkan manipulasi besaran pajak yang wajib mereka bayarkan kepada pemerintah. Tapi, dari sejumlah alat yang sudah terpasang itu, ada saja yang beberapa di antaranya tidak dipakai oleh pelaku usahanya," tambah dia.

Asep menambahkan, sebenarnya terjadinya lost pajak ini karena masalah mentalitas. Jadi, itu kembali lagi kepada kepatuhan masyarakat untuk membayar pajaknya. Artinya, butuh kesadaran penuh dari para wajib pajak untuk membayar kewajibannya itu.

Ini juga menjadi PR jajaranya di 2022 nanti bagaimana mengedukasi masyarkat soal pentingnya membayar pajak. Menurutnya, membayar pajak harus menjadi budaya. Karena, hasil dari pajak itu diperuntukkan untuk keberlangsungan pembangunan sebuah daerah.

"Pendapatan daerah, itu harus menjadi kesadaran bersama," pungkasnya. (K60)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Asep Mulyana
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper