Bisnis.com, PURWAKARTA - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta melansir 17 kecamatan yang ada di wilayah ini berpotensi terjadi bencana yang diakibatkan fenomena hidrometeorologi. Bahkan, satu kecamatan di antaranya rawan terjadi banjir bandang.
Kepala DPKPB Kabupaten Purwakarta Wahyu Wieby Wibisono mengatakan Kabupaten Purwakarta memiliki 17 kecamatan. Berdasarkan hasil mitigasi bencana, semua kecamatan berpotensi terjadi bencana. Terutama, bencana yang disebabkan kehidrometeorologian.
"Bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di Purwakarta yaitu angin ribut, pergerakan tanah dan banjir bandang," ujarnya, kepada Bisnis.com, Selasa (21/12/2021).
Bahkan, dari 17 kecamatan yang ada, satu di antaranya berpotensi banjir bandang yakni Kecamatan Bojong. Bencana ini, bisa saja terjadi jika ekosistem di wilayah itu sudah berubah.
Mengingat, Bojong itu konturnya pegunungan dan perbukitan. Bahkan, berada di kaki Gunung Burangrang. Jika, hutan di gunung itu, rusak parah akibat ulah warga, maka banjir bandang dengan material batu dan kayu bisa saja terjadi.
Karena itu, pihaknya meminta supaya masyarakat senantiasa menjaga kelestarian lingkungannya. Jangan sampai hutan ditebangi atau dialihfungsikan. Sebab, jika hutan dan lingkungannya rusak, maka warga setempat yang akan merugi.
Kalau kecamatan yang lainnya, ujar Wieby, potensi bencananya yaitu angin ribut dan pergerakan tanah. Terkait dengan bencana gerakan tanah, selama 2021 ini sudah terjadi dua kali.
Di Kecamatan Tegalwaru, 150 KK harus segera direlokasi. Kemudian, di Kecamatan Sukasari harus terisolasi, akibat putusnya akses jalan darat yang menghubungkan Kecamatan Sukasari dan kota Purwakarta.
"Tetapi yang Sukasari sudah diperbaiki akses jalannya sehingga aktivitas warga kembali normal," ujarnya.
Sedangkan yang di Kecamatan Tegalwaru, 150 KK ini sedikit-sedikit sudah ada perhatian dari pemkab melalui program rutilahu. Sedangkan, usulan ke BNPB sampai soal relokasi warga, sampai saat ini belum ada jawaban. (K60)