Bisnis.com, BANDUNG - Jawa Barat menjadi provinsi dengan transaksi digital tertinggi di Indonesia yang dibuktikan dengan pertumbuhan nilai transaksi e-commerce warga Jabar pada pertengahan triwulan III-2021 yang tumbuh 59,03% dibandingkan dengan 2020.
Tercatat dari 10 provinsi dengan pangsa pasar transaksi terbesar di Indonesia, baik pembelian maupun penjualan melalui marketplace, Jabar menempati posisi teratas.
“Jabar posisi pertama dengan transaksi e-commerce terbesar secara nasional. Total transaksi pada pertengahan triwulan III-2021 tercatat mencapai Rp15,02 triliun,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto dikutip Selasa (23/11/2021).
Ia menuturkan, transaksi pembelian terbesar yang mengindikasikan permintaan masyarakat Jabar ada di kategori fesyen Rp2,52 triliun, handphone dan aksesoris Rp2,12 triliun, dan personal care and cosmetic Rp1,9 triliun.
“Ini menunjukkan Jabar memiliki peluang yang sangat baik dalam digitalisasi. Tentu harus dilanjutkan untuk memastikan sektor bisnis di berbagai level, termasuk UMKM untuk bertransformasi bisnis secara end to end,” katanya.
Apalagi, lanjutnya, digitalisasi memegang peranan penting baik selama masa pandemi, pemulihan ekonomi, maupun perekonomian pada masa mendatang. Bahkan menjadi kunci penting, tidak hanya untuk bertahan tetapi juga berkembang serta menenangkan pertarungan bisnis bagi UMKM.
“Menghadapi masa pasca pandemi, digitalisasi menyeluruh, end to end proses perlu didorong untuk terealisasikan demi menguatkan daya saing, serta mengangkat pertumbuhan ekonomi dan memeratakan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Kepala Dinas Koperasi dan usaha kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji mengatakan jumlah UMKM di Jabar mencapai 85% dari total unit usaha di wilayah ini atau sekitar 4,15 juta unit usaha.
Adapun serapan tenaga kerja dari UMKM mencapai 74,63% atau sekitar 8,5 juta pekerja. Diproyeksikan jumlah UMKM di Jabar pada 2021 mencapai 6,25 juta unis usaha.
“Dari sisi kategori usaha, tertinggi ada di bidang kuliner. Namun demikian untuk yang sudah digital, yang tertinggi di kategori usaha fesyen,” katanya.
Pandemi, dikatakan Kusmana, telah memberikan tekanan bagi UMKM. Namun, disisi lain tidak sedikit terbuka peluang, seperti peningkatan penggunaan e-commerce yang mencapai 300%, kenaikan konsumsi streaming 8,9%, peningkatan layanan logistik 30%, dan layanan pesan antar makanan naik 15%.
“Selain ada yang terpuruk namun terdapat juga yang meningkat dengan memaksimalkan digitalisasi,” ucapnya.