Bisnis.com, PURWAKARTA – Kawanan eceng gondok menyerbu perairan Ir Djuanda (Jatiluhur) sejak beberapa bulan terakhir. Bahkan, saat ini keberadaan jenis tanaman air ini sudah memenuhi hampir seluruh permukaan air waduk buatan tersebar ini.
Memang, keberadaan tumbuhan air dengan nama latin Eichornia Crassipes ini tidak membahayakan bagi ekosistem di waduk buatan ini. Hanya saja, secara estetika keberadaannya sangat mengganggu. Selain itu, juga cukup mengganggu aktivitas perahu warga dan lalulintas perairan di waduk ini.
Namun, di tangan Tanissa Puti Rahmadiva, 20, tanaman jenis gulma ini ternyata cukup bermanfaat. Dia bersama warga sekitar, mengolah eceng gondok ini menjadi barang yang berguna. Dari mulai diolah menjadi tatakan, tas dan beberapa barang lainnya.
“Saya belajar secara autodidak. Ke depan, saya juga akan belajar ke perajin yang sudah ahli, karena ingin lebih menekuni,” ujar remaja yang juga seorang Mojang Purwakarta itu kepada wartawan, Senin (15/11/2021).
Dalam pembuatan kerajinan tangan berbahan dasar eceng gondok ini, kata dia, dirinya juga melibatkan masyarakat. Minimalnya, kata dia, barang yang terbuat dari eceng ini bisa dimanfaatkan untuk diri pribadi.
Remaja peraih runner-up Mojang-Jajaka Purwakarta 2021 itu, sebenarnya telah mempersiapkan diri sejak lama untuk mengolah eceng gondok ini menjadi barang yang bermanfaat. Namun, dirinya baru bisa mulai action sejak Oktober 2021 kemarin.
Adapun pembuatan produk kerajinan tangan itu diawali dengan pemilihan batang eceng gondok yang cukup panjang. Bagian tersebut kemudian dikeringkan dan dipipihkan sebelum akhirnya siap dianyam menjadi benda-benda bernilai ekonomis.
Tannisa menjelaskan, target utama dirinya sebenarnya lebih ke memberdayakan masyarakat. Dengan kata lain, kemampuan yang dimilikinya akan dibagikan kepada masyarakat di sekitar tempat tinggalnya supaya barang yang ada di sekitar lingkungan bisa bermanfaat. Pemberdayaan masyarakat melalui pengolahan eceng gondok itu diklaim sebagai inisiatif pribadi.
Mahasiswi jurusan Pengembangan Masyarakat Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung itu sebenarnya tidak menargetkan penjualan produknya. Karena tadi, target dirinya itu lebih ke pemberdayaan masyarakat.
“Untuk produksinya belum banyak, karena target utamanya adalah untuk memberdayakan masyarakat,” kata Tanissa.
Hingga saat ini, dia menambahkan, dirinya baru melatih lima orang warga di Desa Jatimekar Kecamatan jatiluhur. Adapun pengolahan eceng gondok ini, dinilai sebagai solusi untuk mengurangi populasinya sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat. (K60)