Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Infrastruktur Merata di Jabar Bakal Dongkrak Perekonomian Nasional

Untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur di Jabar terutama wilayah selatan, Herawanto merekomendasikan beberapa hal penting.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG - Pembangunan infrastruktur di Jawa Barat dinilai akan menjadi penopang perekonomian nasional. Dengan catatan, pembangunan infrastruktur di Jawa Barat bisa dilakukan secara merata.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto mengatakan, pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh sebesar 6 persen hingga tahun 2022.

Namun untuk mengejar pencapaian itu, dia menilai infrastruktur Indonesia harus digenjot lagi. Saat ini, peringkat infrastruktur Indonesia peringkat 57 di dunia. Alokasi pembangunan infrastruktur hingga Rp417 trilliun diharapkan bisa terdistribusi ke Jawa Barat.

"Sementara untuk di Jabar, ekonomi kita berada di urutan ketiga terbesar di Indonesia. Infastruktur Jabar menjadi kunci agar bisa dorong ekonomi nasional. Setidaknya, jika anggaran Rp417 triliun terealisasi ke Jabar, bisa memberi PDRB sampai 0,45 persen. belum lagi multiplayer efek lainnya dan memberi dampak jangka panjang," ujarnya, usai diskusi virtual dengan tema “Peningkatan Dukungan Infrastruktur Logistik untuk Daya Saing dan Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat”, Senin (16/8/2021).

Meski demikian, pembangunan infrastruktur yang merata diperlukan antara utara dan selatan Jawa Barat. Kawasan selatan Jabar harus dipercepat lagi. Kawasan itu memiliki potensi pariwisata dan agribisnis. Namun untuk pengembangan Jabar selatan perlu dukungan infrastruktur, seperti pusat distribusi dan pelabuhan. Kemudian pembangunan jaringan telekomunikasi untuk pengembangan pariwisata.

Untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur di Jabar terutama wilayah selatan, Herawanto merekomendasikan beberapa hal penting. Pertama dari sisi pembiayaan perlu didorong creative financing dengan skema pembiayaan memanfaatkan bank lokal dan asing. Kemudian sinergi antar stakeholder dengan dibentuk gugus tugas untuk mengatasi berbagai persoalan di lapangan seperti pembebasan lahan dan lainnya. Terakhir adalah pengelolaan ekonomi kawasan konservasi berbasis teknologi.

Staf Khusus Kemenhub RI Otto Ardianto mengatakan, sebelum pandemi laju pertumbuhan transportasi dan pergudangan sampai 5 persen. Namun saat pandemi turun cukup besar, seperti sektor transportasi turun hingga 31 persen. Sehingga, kedepan, kata dia, perlu ada solusi untuk mempercepat sektor transportasi logistik ini, terutama pasca pandemi.

"Beberapa kendala logistik saat ini yaitu persoalan infrastruktur yang mesti terkoneksi dengan pelabuhan dan bandara. Kemudian persoalan komoditas, penyedia jasa logistik, regulasi dan birokrasi, serta sistem informasi rantai pasok yang baik," katanya.

Dia pun menekankan, pemerintah tidak hanya membangun infrastruktur tapi membangun integrasi antar moda sehingga bisa terhubung. Walaupun, kata dia, kebutuhan investasi sektor transportasi mencapai Rp1.300 triliun. Sementara akibat pandemi menyebabkan dana hanya terealisasi sekitar Rp266 triliun, sehingga dibutuhkan skema pembiayaan lainnya.

Direktur Utama PT PII Wahid Sutopo mengatakan, kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia menurut data yang ada mencapai Rp4.700 triliun. Namun pemerintah tidak mungkin memenuhi kebutuhan itu sendiri sehingga diperlukan skema pembiayaan lainnya.

Saat ini, kata dia, PII terlibat dalam 12 proyek, salah satunya pada proyek logistik dan transportasi dengan nilai Rp116 triliun. Keterlibatan pada pembangunan tol, kata dia, karena akses tol ini akan memberi dampak cukup besar dan efisiensi bagi masyarakat. "Seperti tol Cileunyi-Tasik walaupun investasinya Rp50 triliun, tapi ini akan memberi akses lebih luas untuk wilayah selatan Jawa Barat," ujarnya.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Bisnis dan Ekonomi Unpad Ina Primiana mengatakan, jalur logistik saat ini lebih banyak di bagian barat. Ada jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan lainnya seperti Tanjung priok dan Bandara Soekarno Hatta.

"Sementara ekspor terbesar selama ini dari Jabar, misalnya pada Juni 2021 tumbuh 15 persen. Sehingga sangat penting Jabar punya pelabuhan sendiri. Kita juga harus memperhatikan Jabar bagian timur, karena ternyata lengkap juga di sana. Apalagi industri pengolahan bisa tumbuh sampai 41 persen, sementrara transportasi dan pergudangan hanya tumbuh 5 persen," katanya.

Menurut Ina, perlu ada sesuatu yang sangat menarik, sehingga investasi bisa datang ke Jabar timur baik utara atau selatan. Namun, Jabar perlu dibangun infrastruktur logistik yang terintegrasi untuk menekan cost. Namun, kata dia, harus sesuai dengan karakteristik industri komoditas. Kemudian memanfaatkan minat investasi di Jabar dengan memaksimalkan regulasi yang tidak berubah.

Merangkum berbagai paparan saat sesi panel, Ketua BUMN Center Unpad Yudi Azis sebagai session chair mengatakan, kriteria prioritas pembangunan infrastruktur jabar saat ini adalah membangun konektifitas Infrastruktur yang berbasis digital teknologi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sejumlah cara. Diantaranya melalui creative financing sebagai diversifikasi sumber pembiayaan serta memanfaatkan digital banking, kemudian melalui inter konektivitas hub dan digitalitasi logistik antara Jabar utara dan selatan, dengan menjaga pengelolaan Ekonomi Kawasan Konservasi Berbasis Teknologi, dengan prioritas bagi pengembangan agro industri dan pariwisata.

“Serta sinergitas Antar Stakeholders dengan pendekatan Pentahelix untuk penguatan konektivitas, regulasi, dan penetapan prioritas, serta debottlenecking infrastruktur logistik baik di tingkat nasional terkait jabar maupun ditingkat regional Jabar,” katanya.

Sementara itu, pada pembukaan acara tersebut hadir Gubernur Jabar sebagai keynote speaker. Kemudian opening speech dilakukan oleh Rektor Unpad Rina Indiastuti dan Rektor ITL Trisakti Tjuk Sukardiman.

Pada paparannya, Ridwan Kamil mengatakan, saat ini pihaknya terus menggenjot investasi untuk pembangunan Jawa Barat. Sejak 2020 lalu, telah ada komitmen investasi hingga Rp380 triliun. Selain itu pihak nya juga terus menggenjot skema pembiayaan lainnya.

"Kita tidak bisa membangun jabar hanya menggunakan dana APBD, tapi juga perlu alternatif lain seperti pinjaman daerah, CSR, obligasi daerah, dana keumatan, dan BLU untuk mendanai berbagai proyek," kata dia.

Saat ini, lanjutnya, minat investasi kepada Jabat cukup tinggi. Ada tiga hal yang menyebabkan Jawa Barat cukup menarik investasi, yaitu kesiapan infrastruktur, SDM yang produktif, dan kualitas pelayanan investasi yang baik. Kemudian konsep penyetaraan pembangunan antara selatan, Bandung raya, bodebek punjur, dan Rebana utara..

Sementara itu, Rektor ITL Trisakti Tjuk Sukardiman mengatakan, pembangunan infrastruktur transportasi logistik diharapkan bisa meningkatkan ekonomi jabar dan nasional. Apalgai dengan adanya pembangunan pelabuhan Patimban dan BIJB. Jika dua infrastruktur ini berjalan, maka bisa meningkatkan ekspor, sehingga bisa menaikkan ekonomi Jabar dan nasional.

"Insya allah dua infrastruktur itu akan memberi dukungan ekonomi yang cukup besar bagi ekonomi Jabar dan nasional," katanya.

Rektor Unpad Rina Indriastuti mengatakan, ada beberapa pembangunan infrastruktur yang saat ini tampak yaitu pembangunan di kawasan Cirebon, Patimban, BIJB, dan Jabar Selatan. Pembangunan tersebut sangat diperlukan untuk mendorong ekonomi Jawa Barat.

"Diskusi yang digelar kali ini, sangat penting untuk mengetahui langkah apa yang diperlukan, sehingga bisa segera terimplementasikan dengan baik. Ini bentuk sinergi seluruh stakeholder Jabar. Saya yakin diskusi ini bisa memberi manfaat bagi pembangunan infrastruktur dan ekonomi Jabar," ujarnya.(K34)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler