Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Cara Daop 2 Bandung Mengoptimasi Aset di Wilayahnya

Kepala Daop 2 Bandung Iwan Eka Putra mengatakan pihaknya sejak pertengahan 2020, sudah membentuk tim Task Force atau gugus tugas yang bertugas untuk melakukan penagihan kontrak pengguna aset KAI di wilayahnya.
Kepala PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Iwan Eka Putra (tengah) berbincang dengan tim Jelajah Kereta Api 2021 di Stasiun Bandung/Bisnis
Kepala PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Iwan Eka Putra (tengah) berbincang dengan tim Jelajah Kereta Api 2021 di Stasiun Bandung/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG - PT KAI Daop 2 Bandung terus menggenjot optimasi aset untuk menambal pendapatan perseroan yang anjlok akibat pandemi Covid-19.

Kepala Daop 2 Bandung Iwan Eka Putra mengatakan pihaknya sejak pertengahan 2020, sudah membentuk tim Task Force atau gugus tugas yang bertugas untuk melakukan penagihan kontrak pengguna aset KAI di wilayahnya.

Tim yang beranggotakan seluruh Manajer dan Asistem Manajer ini setiap bulannya kebagian untuk melakukan pendataan ke seluruh aset. Tidak mengenal unit, seluruhnya melakukan tugas yang sama, yakni melakukan optimasi pendayagunaan aset PT KAI di Daop 2 Bandung.

"Kami 24 Juli 2020 ini mengeluarkan SK Task Force Pendayagunaan Aset PT KAI Daop 2 Bandung, jadi seluruhnya kebagian melakukan penagihan dan kontrak," kata dia kepada Bisnis, belum lama ini.

Dengan cara ini, dia memastikan hampir seluruhnya melakukan upaya maksimal untuk beradaptasi di tengah kemerosotan pendapatan dari angkutan penumpang.

Sehingga, setiap unit memiliki kesadaran bahwa mencari pendapatan untuk perseroan tidak mudah. Akhirnya, seluruh unit bisa lebih bijak dalam mengeluarkan anggaran.

"Mereka yang biasanya hanya mengeluarkan cost sekarang jadi tahu bagaimana sulitnya mencari pendapatan," jelasnya.

Setelah dibentuk tim Task Force, kemudian disusun master schedule. Dalam master schedule ini selanjutnya dibuat pemetaan berupa zonasi aset yang bisa dioptimalkan berdasarkan skala peluang.

Untuk sementara, zonasi dibuat untuk mengoptimalkan aset bernilai tinggi di tiga daerah yakni Bandung, Garut dan Banjar. "Kita petakan semua peluang-peluang yang ada, disana juga dipetakan apa yang harus dilakukan," jelas dia.

Setelah itu, dilakukan evaluasi oleh setiap tim yang beranggotakan unit komersialisasi non angkutan, penjagaan aset, PAM dan setiap manager unit.

"Jadi nanti tim penjagaan aset kesana dulu ngukur segala macam dan kontrak lalu kita tagih, kita buat per 6 bulan. Misalkan ditemukan aset-aset baru, nanti dintindak lanjuti," jelas dia. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper