Bisnis.com, BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta rancang bangun para arsitek beradaptasi dengan pandemi Covid-19 dalam membuat karya-karya arsitektur.
Hal yang perlu diadaptasi adalah kebutuhan bangunan yang tidak terlalu banyak disentuh tangan atau jari menghindari transmisi virus, misalnya mendesain rumah dengan pintu terbuka otomatis tanpa harus disentuh. Kemudian tombol lift di gedung- gedung harus dapat bergerak tanpa disentuh jari.
"Ini adalah perubahan gaya hidup masyarakat setelah Covid-19," kata pria yang kerap disapa Kang Emil dalam pernyataan yang dikutip Minggu (1/8/2021).
Kemudian, arsitek harus mampu mendesain tempat kerja yang dekat dengan tempat hiburan dan tempat tinggalnya. Ini sesuai dengan konsep work–life–play yang di antaranya akan diterapkan di Rebana Metropolitan.
"Dulu tinggal, kerja, dan bermain di tiga tempat berbeda, mari kita pikirkan agar tinggal di situ, cari hiburan di situ, kerja di situ. Apalagi tipe arsitek yang bisa mendeliver kerjaan beres di mana pun dikerjakan sehingga firma-firma arsitektur juga harus menyesuaikan," kata Ridwan Kamil.
Kemudian, para arsitek juga harus menyesuaikan tentang budaya solidaritas yang saat ini sedang naik. Arsitek dapat membuat desain rumah sakit, puskesmas, hingga klinik yang lebih ramah disabilitas dan juga fasiitas yang bagus.
"Jadi peduli kesehatan lewat desain puskesmas yang lebih bagus, klinik-klinik yang lebih ramah disabilitas, rumah sakit yang lebih bagus," jelas Ridwan Kamil.
Arsitek juga harus mengetahui tren terkini. Misalnya tren minibus yang didesain sebagai kamar sehingga masyarakat bisa berpergian dan staycation di mana pun.
"Sekarang lahir juga mobil glamping itu ranah-ranah desain yang perlu kita pikirkan juga. Banyak minibus yang dikonversi sebagai kamar sehingga bisa berpergian jaga jarak, staycation tanpa harus di hotel tapi juga bisa menginap," kata Ridwan Kamil yang besar sebagai arsitek.