Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia akan Kekurangan 9 Juta Developer pada 2030, Minat?

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong lahirnya lulusan yang menguasai teknologi informatika yang terampil dan sesuai dengan kebutuhan industri digital.
Ilustrasi/developers.facebook.com
Ilustrasi/developers.facebook.com

Bisnis.com, BANDUNG - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong lahirnya lulusan yang menguasai teknologi informatika yang terampil dan sesuai dengan kebutuhan industri digital.

Setidaknya hingga 2030 mendatang, Indonesia diprediksi akan kekurangan 9 juta developer.

Deputi Bidang Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf Muhammad Neil El Himam mengatakan melalui program Baparekraf Developer Day (BDD) diharapkan mampu mempercepat peningkatan kualitas dan kuantitar developer lokal yang memiliki kompetensi global.

"Ekonomi digital merupakan salah satu sektor yang bertumbuh di masa pandemi. Untuk itu, Baparekraf Developer Day ini digelar khusus secara daring untuk meningkatkan ekosistem developer lokal," kata dia, Minggu (4/4/2021).

Dalam gelaran BDD, diproyeksikan mampu meningkatkan kemampuan para developer atau pengembang aplikasi agar dapat mencapai level expert, sehingga dapat mudah terserap di pasar kerja. Kegiatan digelar secara daring di Hotel Pullman, Kota Bandung.

Nantinya para peserta yang sudah diseleksi sebelumnya akan mengikuti pelatihan secara bertahap atau sekitar 200 jam pelajaran. Dengan didampingi para mentor yang sudah menjadi praktisi digital di perusahaan-perusahaan besar, peserta akan mengikuti pelatihan mulai dari tingkat pemula hingga expert.

Dengan tingginya kebutuhan developer di Indonesia, dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kemampuan dan juga kompetensi para developer, terutama agar bisa diserap oleh pasar digital.

Neil menambahkan, terdapat empat pilihan track pada BDD 2021, antara lain Android Track, Web Track, Machine Learning, dan Back End Developer Track. Lebih dari 1.500 developer bakal diberikan fasilitas.

"Fasilitas tahun ini fokus untuk memastikan para developer mencapai level expert," ucap dia.

Di lokasi yang sama, CEO Decoding Indonesia Narenda Wicaksono mengakui jika Indonesia masih kekurangan developer terampil dari segi kualitas maupun kuantitas. Adapun dalam BDD, developer yang bakal diberi fasilitas disaring secara komperhensif dengan diberikan kelas dasar terlebih dahulu.

"Latar belakangnya bisa siapa aja, ada anak SMK kerja di fotokopian sekarang jadi developer dan kalau dia mau spend waktu dia bisa gak perlu punya basic developer," kata Narendra.

Narendra menilai, banyak faktor yang bisa memengaruhi kualitas didik teknologi informatika yang mengakibatkan lulusannya tidak bisa bersaing di dunia kerja.

"Biasanya itu belajarnya menggunakan kurikulum yang sudah lama, makanya kita akan update kurikulum sebulan sekali, karena kalau tidak begitu kita akan ketinggalan," jelasnya. (k34)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper