Bisnis.com, PURWAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purwakarta mencatat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi lonjakan penduduk di wilayah ini. Saat ini jumlah penduduk Purwakarta mencapai 996.000 jiwa atau naik 145.000 jiwa dari 2010 lalu.
Kepala BPS Kabupaten Purwakarta Dodi Mulyadi menjelaskan kenaikan jumlah penduduk di wilayah ini rata-rata 1,54 persen per tahun. Jika melihat grafik persentase ini angkanya menurun jika dibandingkan pendataan penduduk pada periode tahun 2000 hingga 2010 yang mencapai 2,01 persen per tahunnya.
“Dalam 10 tahun terakhir, penambahan penduduk mencapai 145.000 jiwa. Itu merupakan data sensus penduduk hingga September 2020 kemarin,” ujar Dodi kepada wartawan, Minggu (4/4/2021).
Dari jumlah penduduk Purwakarta tersebut, pihaknya merinci 21,50 persen merupakan Gen X atau yang lahir kisaran tahun 1965. Kemudian, 26,03 persen merupakan kaum milenial atau yang saat ini usianya di kisaran 24-39 tahun.
Selanjutnya, 28,33 persen merupakan penduduk usia 8-23 tahun atau kategori Gen Z. Lalu, 11,56 persen merupakan penduduk usia 7 tahun atau bisa disebut juga Post Gen Z. Terakhir, 11,56 merupakan warga usia kisaran 56-74 tahun atau Baby Boomer.
“Sedangkan, untuk pre-boomer atau lansia yang usianya lebih dari 75 tahun, itu grafiknya diangka 1,62 persen dari jumlah penduduk,” jelas dia.
Dodi menambahkan, di 2021 ini pihaknya kembali melaksanakan pendataan penduduk. Dalam pelaksanaannya, BPS akan mengerahkan 700 orang petugas. Jumlah petugasnya, memang berkurang dari semula yang rencananya sebanyak 1.200 orang.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengajak seluruh warga Purwakarta untuk berperan aktif menyukseskan sensus penduduk secara mandiri. Menurutnya, cara pengisian sensus kependudukan sangatlah mudah dengan hanya mempersipkan dokumen sesuai yang dibutuhkan.
“Bisa akses ke sensus.bps.go.id. maka warga hanya persipkan dokumen kartu keluarga dan surat nikah atau akta cerai. Tapi, bisa juga pakai cara lain yakni petugas yang langsung datang ke rumah warga Purwakarta,” ujarnya.
Terkait laju pertumbuhan penduduk, Anne menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Purwakarta pada akhir Maret kemarin telah mengeluarkan terobosan baru guna menekan angkanya. Yakni, melalui program keluarga berencana yang dihadirkan di setiap poliklinik perusahaan lewat layanan alat kontrasepsi jangka panjang.
Ambu Anne mengatakan dari data Dinas Kesehatan Purwakarta, ada setidaknya 2 ribu angka kelahiran yang berasal dari penduduk bukan ber-KTP Purwakarta namun bekerja di sektor industri yang ada di Purwakarta.
“Kami ingin coba tekan laju pertumbuhan agar tidak terlalu banyak lewat terobosan ini, sebab kami melihat karyawati di perusahaan seluruh Purwakarta banyak yang berusia subur,” pungkasnya. (K60)