Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hidroponik di Tengah Permukiman Padat, Demi Edukasi Hingga Cuan Rupiah

Saat pandemi Covid-19, sebagian orang memilih tanaman hidroponik sebagai salah satu upaya melepas penat. Tidak hanya dinikmati sendiri, banyak di antara mereka menjadikan aktivitas terbarunya itu untuk meraup pundi-pundi rupiah.
Hidroponik
Hidroponik

Saat pandemi Covid-19, sebagian orang memilih tanaman hidroponik sebagai salah satu upaya melepas penat. Tidak hanya dinikmati sendiri, banyak di antara mereka menjadikan aktivitas terbarunya itu untuk meraup pundi-pundi rupiah.

Memanfaatkan ruang terbatas di belakang rumahnya, Nugrah Triadi warga Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, mengisi waktu luangnya selama pandemi bersama sang istri untuk bercocok tanam hidroponik atau metode budidaya tanaman dengan media air.

Di lahan seluas 600 meter persegi, Triadi pun menyulap lahan kosong menjadi sebuah green house. Di dalam tempat tersebut, ia pun menanam tanaman sayur, mulai kangkung, pakcoy, tomat, selada, caisim, hingga sawi.

Perwira Kepolisian Republik Indonesia (Polri) ini mengaku, awalnya resah dengan kondisi Cirebon perkotaan yang semakin panas dan berkurangnya ruang terbuka hijau (RTH). Sepanjang mata memandang, ia pun menemukan banyak rumah tidak ditanami tumbuhan.

Bangunan industri pengolahan pun tampak menambah kegersangan wilayah Kecamatan Kedawung. Selain itu, seru mesin kendaraan besar industri terdengar jelas di sekitar kebun hidroponik tersebut.

Bermula dari hobi bercocok tanamnya itu, pada Desember 2020 ia memutuskan untuk menjajaki bisnis pasar sayur hidroponik. Berbeda dengan yang lainnya, di tempatnya tersebut pelanggan bebas memetik sayur sendiri.

"Sekaligus juga mengajak kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan lahan untuk melakukan hidroponik. Jadi setelah memetik sendiri, sayurannya dibersihkan, kemudian di timbang dan langsung melakukan pembayaran," kata Triadi di lokasi Green House Hidroponik miliknya, Jumat (19/3/2021).

Harga yang ditawarkan untuk setiap sayur lokasi milik Triadi ini beragam, mulai dari Rp7.000 sampai Rp15.000 per 250 gram. Kebun bernama Griya Hidroponik ini buka setiap harinya mulai dari pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB setiap harinya.

Trihadi menyebutkan, tanaman hidroponik memiliki keunggulan dibandingkan tanaman konvensional lainnya. Hal tersebut karena seluruh tanaman dipupuk menggunakan pupuk organik serta tidak menggunakan pestisida anti hama.

Masa tanam seluruh sayuran, beragam, mulai dari 14 sampai 30 hari. Triadi pun mengaku, sudah menyediakan 12 ribu lubang sehingga bisa memenuhi kebutuhan para pencinta sayur organik di wilayah Kota/Kabupaten Cirebon.

"Pihaknya menyadari bahwa tanaman hidroponik ini belum diterima semua segmen, sehingga strategi yang dilakukan yaitu dengan memberikan edukasi, menyebar brosur, dan akan masuk ke pasar modern. Harapan saya ke depan, untuk pasar modern yang ada di Cirebon bisa mengakomodir petani lokal hidroponik," kata Triadi.

Setiap pekannya, Triadi pun menghadirkan program Jumat Berkah, dimana setiap sayur yang ada di tempatnya itu dibagikan secara gratis kepada masyarakat dengan bantuan anggota Bhabinkamtibmas, "Tidak berbicara soal keuntungan saja, tetapi yang bermanfaat untuk banyak orang dengan hidroponik ini," katanya.

Tidak hanya menawarkan wisata petik sayur sendiri, Griya Hidroponik pun menawarkan sejumlah makanan sehat (healthy food) untuk para pengunjung. Semua bahan bakunya pun berasal dari green house dan sejumlah bahan pilihan lainnya.

Berbagai menu yang ditawarkan di antaranya, jus tintin (daun mint+leci), red popeye (semangka+bayam merah), dan green lentern (pakcoy+nanas).) kemudian untuk makanan, di sini juga menyediakan salad, nasi campur, hingga beef garlic.

Triadi mengatakan, semua menu yang disajikan di tempatnya dijamin kebersihan, lantaran menggunakan bahan berkualitas. Setiap porsi makanan tersebut bpun diperhitungkan jumlah kalorinya.

"Sangat cocok untuk kalian yang sedang melakukan program diet," katanya.

Heri Syafrudin (35), pengunjung asal Kecamatan Mundu, Kota Cirebon, mengaku, sengaja mendatangi Griya Hidroponik lantaran melihat sejumlah unggahan di media sosial. Ia pun tertarik lantaran pengunjung bisa memetik sendiri sayuran di dalam green house.

Sayuran yang menjadi pilihan Heri yaitu bayam merah serta pakcoy. Menurut, kedua sayuran itu jarang ia temui di pasar tradisional atau pun pasar modern di Kota Cirebon, "Meskipun harganya lebih mahal, saya yakin sayuran di sini lebih higienis, sangat terjamin," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper