Bisnis.com, SUBANG - Banjir yang melanda kawasan pantai utara (pantura) Kabupaten Subang mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak karena dianggap belum ada penanganan yang permanen untuk mengatasinya.
Kepala Bidang Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Andri Yosa Sari mengatakan, setiap kali banjir, instansinya selalu kebanjiran sasaran dan kritik tajam. Padahal, pihaknya tak tinggal diam. Termasuk, pascabanjir di awal tahun ini.
Andri menyebutkan pihaknya sudah merumuskan penanganan kedaruratan, salah satunya menyiapkan bronjong untuk mengatasi tanggul sungai yang jebol.
Dalam konteks darurat, pihaknya mengajak agar semua pihak terlibat dalam menangani banjir tersebut. Sebab, bencana ini tak bisa ditangani sendiri oleh satu pihak, melainkan harus ditangani secara bersama-sama.
Dia juga mengatakan terkait rencana penanganan banjir permanen atau jangka panjang, saat ini APBN sendiri sedang dalam kondisi tertekan karena harus refocusing akibat pandemi. Meski demikian, pihaknya sudah mengusulkan penanganan permanen.
"Kami sudah mengusulkan penanganan sejak 2019 dengan mekanisme pendanaan melalui pinjaman dari luar negeri," ujarnya, Selasa (23/2/2021).
Terkait dengan banjir di pantura Subang ini, Andri menyebut salah satunya disebabkan oleh pengendalian pemanfaatan ruang yang terjadi di hulu, yakni adanya alih fungsi lahan di DAS.
Pepohonan yang tadinya untuk menampung air itu ditebang menjadi ladang atau tegalan. Tentu pada saat terjadinya hujan tidak ada penahan limpasan air sehingga menyebabkan banjir.
Selanjutnya ia berharap penanganan banjir tersebut harus dilakukan dengan cara kolaborasi. Baik oleh pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah. Serta kesadaran masyarakat akan lingkungan ditingkatkan lagi.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Subang Hidayat mengatakan banjir yang melanda pantura Subang pada awal Februari lalu disebabkan curah hujan yang tinggi. Sehingga, sungai-sungai besar dan anak sungainya meluap. Setelah itu, banjir diperparah lagi dengan jebolnya tanggul Sungai Cipunagara di sejumlah titik.
"Sungai yang meluap itu, seperti Cipunagara, Ciasem dan Cilamaya. Tak hanya induk sungainya, anak-anak sungainya juga turut meluap," ujar Hidayat.
Untuk mengatasi masalah banjir ini, pihaknya bersama Pemprov Jabar dan BBWS Citarum, akan melakukan sejumlah hal. Salah satunya menormalisasi sungai-sungai yang melintasi wilayah pantura. Serta, memperbaiki tanggul-tanggul yang jebol dan menggantinya dengan beton.