Bisnis.com, PURWAKARTA – Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Purwakarta melansir tingkat konsumsi ikan masyarakat di wilayah ini cenderung masih rendah. Dengan begitu, perlu ada upaya untuk menggenjot minat warga supaya tingkat konsumi ikan masyarakat ini meningkat.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Purwakarta Buddy Supriyadi mengatakan tingkat konsumsi ikan masyarakat di wilayahnya masih berada di angka 31 kilogram per kapita per tahunnya atau belum sesuai pada standar nasional yakni di angka 56 kilogram per kapita per tahun.
“Sejauh ini kami tak berdiam diri dan terus melakukan berbagai upaya untuk menggenjot minat warga supaya tingkat konsumi ikan di masyarakat bisa meningkat,” ujar Buddy kepada Bisnis.com, Rabu (3/2/2021).
Menurut Buddy, banyak faktor sih yang menyebabkan rendahnya tingkat konsumsi ikan ini. Bisa karena banyak yang lebih memilih unsur hewani lain untuk dikonsumsi. Atau, kata dia, bisa jadi karena daya beli masyarakatnya yang kurang.
Sebenarnya, lanjut dia, jika berbicara sumber produksi ikan di wilayannya cukup banyak. Baik itu dengan pola budidaya perorangan maupun di keramba jaring apung (KJA), sebut saja di antaranya yang ada di Jatiluhur dan Cirata. Tak hanya itu, produksi ikannya pun kerap meningkat setiap tahunnya.
Pihaknya mencatat, untuk produksi ikan budidaya itu cenderung meningkat setiap tahunnya. Hingga akhir 2019 lalu itu misalnya, produksinya mencapai 1.757 ton atau naik 51,30 persen di banding tahun sebelumnya. Sedangkan, untuk produksi ikan di KJA, jumlahnya mencapai 91.529 ton di 2019 kemarin, atau 8,67 persen dari tahun sebelumnya.
“Untuk data yang 2020 masih kami inventarisasi. Tapi, yang jelas di tahun kemarin juga produksinya ada kenaikan,” jelas dia.
Pihaknya pun merasa heran, meski produksi ikan terutama ikan air tawarnya melimpah, tapi ternyata belum mampu mendongkrak tingkat konsumsinya. Dia berpendapat, sepertinya minat konsumsi masyarakat terhadap ikan masih terbilang rendah dibanding pada ayam, daging sapi atau telur.
“Kalau produksi ikan di kita sebenarnya cukup melimpah. Di sisi lain, memang tingkat konsumsi di masyarakatnya masih cukup rendah. Ya itu tadi, salah satunya bisa jadi karena banyak yang lebih memilih unsur hewani lain untuk dikonsumsi,” seloroh dia.
Ke depan, pihaknya memastikan tingkat konsumsi ikan masyarakat di wilayahnya bisa berangsur naik. Apalagi, saat ini pihaknya telah menggulirkan beberapa program. Di antaranya, progran restrocking dan tetenong. Untuk Restocking, pihaknya memanfaatkan sumber air bekas galian C atau sungai.
“Jadi kita tebar benih di sumber air itu. Nanti setelah tiga atau empat bulan, masyarakat bisa menikmatinya. Kemudian, ada juga program tetenong yakni mendorong budidaya perorangan. Jadi, dalam program ini masyarakat dibantu benih ikannya untuk ditebar di sumber air sekitar rumah,” jelas dia.
Selain dua cara itu, tambah dia, pihaknya juga turut menggandeng masyarakat untuk mengolah ikan menjadi makanan yang menarik. Misalnya, ikan tersebut diolah jadi makanan yang berbeda. Seperti, abon, bakso, nugget atau sosis.
“Dengan melakukan pengolahan berbeda, mungkin bisa sedikit merangsang minat masyarakat supaya mau mengonsumi ikan,” pungkasnya. (K60)