Bisnis.com, PURWAKARTA – Kabupaten Purwakarta memiliki beberapa produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi andalan untuk pasar ekspor. Sebut saja di antaranya, kerajikan keramik khas Plered dan buah manggis.
Akan tetapi, karena di awal tahun lalu terjadi pandemi Covid-19, pasar ekspor untuk produk-produk tersebut menjadi terganggu. Mengingat, ada beberapa negara tertentu yang sementara waktu memang menutup aksesnya untuk pasar ekspor.
Kepala Bidang UKM pada Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan perdagangan (DKUPP) Kabupaten Purwakarta Ahmad Nizar tak menampik hal itu. Di masa pandemi Covid-19 ini, pasar ekspor cenderung menurun. Sebut saja contohnya, untuk ekspor keramik khas Purwakarta.
“Kalau keramik kita sudah lama ekspor ke berbagai negara. Misalnya, pasar Eropa dan Amerika. Bahkan, saat ini keramik Plered juga banyak diminati warga Asia Timur Raya, salah satunya Korea Selatan,” ujar Ahmad Nizar saat berbincang dengan Bisnis.com, Senin (1/2/2021).
Nizar bercerita, merujuk pada data yang ada, ekspor keramik ini sudah ada sejak dekade 80-an. Sejak dulu, produk kerajinan kriya ini banyak digemari warga asing. Adapun jenis yang paling banyak diburu, yakni vas bunga dan keramik hias.
Menurut Nizar, sejauh ini potensi ekspor keramik asal Plered cukup menjanjikan. Pertahunnya, ekspor keramik ini bisa mencapai 400 sampai 1.000 kontainer. Omzetnya pun lumayan, yakni mencapai Rp1-3 miliar per kontainernya.
Saat ini jumlah pelaku usaha keramik Plered mencapai 264 warga dengan jumlah pekerjanya mencapai 3.000 orang. Produk keramik ini, di antaranya vas bunga dan keramik hias. Sedangkan, untuk kategori industrinya, meliputi produk bata dan genteng. Untuk central produksinya, itu meliputi wilayah Citeko, Citalang, dan Tegalwaru dengan jumlah pekerjanya mencapai 40 ribu orang dari 400 pengusaha.
Dia menjelelaskan, saat ini bukan hanya keramik khas Plered yang menjadi andalan pasar internasional. Namun, ada beberapa produk UMKM lain yang juga jadi unggulan ekspor. Untuk bidang agro bisnis dan agro kultur misalnya, itu unggulannya adalah buah manggis.
“Di bidang usaha kerajinan, unggulannya tetap keramik asal Kecamatan Plered. Sedangkan, di bidang agro bisnis dan agro kultur, itu buah manggis. Untuk saat ini, ekspor dua produk UMKM itu sudah tak perlu diragukan lagi,” jelas dia.
Untuk ekspor manggis sendiri, beberapa negara tujuannya yaitu China, Jepang serta negara-negara di Asia Tenggara. Khusus untuk manggis, jumlahnya tidak ada batas tertentu. Artinya, berapa pun hasil budidaya petani ini, pasti akan terserap oleh pasar ekspor. Terutama, pasar di negara tirai bambu tersebut.
“Kalau manggis, sentranya ada di sejumlah kecamatan. Seperti, Wanayasa, Pondoksalam, Kiarapedes, Bojong serta Darangdan. Adapun lahan manggisnya, lebih dari 1.500 hektare,” pungkasnya. (K60)